Minggu, 15 November 2015

tugas etika bisnis 2 contoh kasus

Mata Kuliah              : Etitka Bisnis
Sub Bab                     : Pemanfaatan SDM
Nama                          : SUNTORO AJI
Materi                         : Sejumlah BUMN Salah Urus

JAKARTA (Pos kota)- isu reshuffle jangan hamya fokus pada pergantian menteri, presiden juga harus mengganti direksi BUMN yang salah tempat (Wrigh man in the wrong place), khusus disektor energi. “ ini momentum baru memperbaiki yang kurang tepat. Menyelesaikan masalah bangsa ini tak boleh parsial.  Harus secara kompehernsif, ” kata direktur eksekutif energi watch Indonesia (EWI), Ferdinand Hutahean kepada pos kota, jumat (6/11).
Seperti Dirut Pertamina Dwi Sucipto. Salah satu yang masuk kategori salah tempat. Ini terbukti Dwi Sucipto memiliki kapasitas managemen, tapi tidak mampu mengangkat performa pertamina. Karena yang bersangkutan tidak paham tentang seluk beluk migas. “ Dia lebih tepat diangkat menjadi menteri yang lebih cocok dengan kapasitasnya,” katanya. Sementara pertamina harus dipimpin oleh yang paham seluk beluk bisnis migas. Dan akan lebih tepat jika dipimpin oleh orang yang berasal dari internal, ada banyak mampu dengan kapasitas bagus seperti mantan direktur niaga Hanung B atau direktur pemasaran A Bambang.
“ Kemampuan dan pengalaman harus jadi pertimbangan utama,” ujarnya. Demikian  pula Dirut PLN, Sofyan Basir, Dia sukses disektor keuangan, tapi gagal mengurus sektor energi (listrik). Karenanya, ia meminta Presiden  jangan menempatkan ekonom mengurus teknologi. Karena pasti salah arah. Ini terbukti, sekarang PLN tidak jelas arah dan konsepnya, terkait pembagunan 35 Gigas watt atau 35000 MW.
Dirut PGN, Hendi, juga pantas diganti. Dia gagal membawa PGN untuk bangkit. Ini terbukti nilai  saham PGN merosot  hingga pendapatan perseroan menurun. Ferdinand mengaku perlunya penggantian petinggi BUMN ini, karena BUMN sektor energy merupakan nyawa bangsa yang bila salah urus, yang terancam adalah bangsa dan Negara . “Presiden Jokowi memahami hal ini supaya tidak salah memilih orang ,” tandasnya. (setiawan/bu)

Menurut saya sebab:
Pemimpin adalah seseorang yang mempunyai jiwa kepemimpinan, dala, arti (leadership) dari segi, sdm , kemampuan keahlian , kepemimpinan dalam mengambil keputusan. Yang paling sangat krusial adalah keputusan untuk menempatkan seseorang memenuhi jabatan yang Selama ini terkesan kurang lebih teliti dalam pemilihan pemimpin yang tidak sesuai dengan keahliannya atau tidak tau seluk beluknya pada jabatannya dan praktek-praktek seperti diatas harus ditinggalkan, karena maju dan mengukurnya suatu badan usaha (BUMN) ada ditangannya seorang pemimpin, maka penempatannya harus disesuaikan dengan SDM yang dimiliki memang tidak mudah untuk dilakukan seorang pemimpin, harus punya kepemimpinan yang kuat, serta gigih dan memilki misi untuk memajukan dan perkembangan di Negara ini.


Menurut saya akibatnya:
Dampak penempatan jabatan yang tidak sesuai dengan SDM nya adalah sangat luas diantaranya:
1. produktifitas kerja yang tidak maksimal
2. manajemen tidak baik
3. kerpercayaan public berkurang
4. selalu mengalami kerugian
5. dan tidak ada perkembangan kemajuannya
Maka  janganlah anggap enteng dalam menempatkan seseorang menduduki suatu jabatan , perlu pertimbangan yang matang kalau ingin kemajuanya dan perkembangan di suatu Negara ini.    


 sumber 
(Pos Kota)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar