Jumat, 24 April 2015

tugas

1.Membuat proposal ilmiah atau semi ilmiah

A. Membuat Kerangka Proposal

    Di Kelas Unggul ini, Anda harus menguasai penulisan proposal. Namun, terlebih dahulu, Anda akan diperkenalkan dengan cara pembuatan kerangka proposal. Tahukah Anda apa yang dimaksud dengan proposal? Proposal adalah rencana kerja yang disusun secara sistematik dan terperinci untuk suatu kegiatan yang bersifat formal (Finoza, 1999:157). Proposal atau rencana kerja hampir sama fungsinya dengan kerangka karangan. Sebelum kita memulai suatu kegiatan, tentunya, diperlukan suatu rencana kerja yang jelas. Dengan adanya proposal itu, kita akan tahu hal-hal apa saja yang harus dikerjakan, berapa biaya yang diperlukan, dan sebagainya. Namun lebih dari itu, proposal juga penting dalam kaitannya dengan pengajuan suatu permohonan untuk mendapatkan persetujuan maupun mendapatkan bantuan berupa dana dan sarana.
    Ada beberapa bentuk proposal, antara lain proposal penelitian, proposal rencana kegiatan atau pembangunan, dan proposal bantuan dana. Berikut ini adalah kerangka yang harus diperhatikan saat akan menyusun proposal.
1. Dasar Pemikiran
2. Jenis Kegiatan
3. Tema Kegiatan
4. Tujuan
5. Peserta Kegiatan
6. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
7. Susunan Kepanitian
8. Anggaran Biaya
9. Acara Kegiatan
10. Penutup
Dalam membuat kerangka proposal, Anda harus mengikuti sistematika berikut ini.
1. Dasar Pemikiran Dasar pemikiran dalam sebuah proposal berisi pokok-pokok pemikiran akan perlunya melaksanakan kegiatan tertentu.
2. Jenis Kegiatan Jenis kegiatan yang akan dilaksanakan harus ada dalam isi proposal.
3. Tema Kegiatan Tema kegiatan dalam sebuah proposal berisi inti-inti kegiatan dalam melaksanakan kegiatan tersebut.
4. Tujuan Kegiatan Setiap kegiatan pasti mempunyai tujuan. Tujuan tersebut harus dijelaskan agar ada manfaatnya. Penyusun proposal perlu merumuskan tujuan sedemikian rupa agar yang akan dicapai dapat diketahui dan dirasakan oleh pembaca proposal.
5. Peserta Kegiatan Peserta kegiatan meliputi siswa SMK Angkasa Kejora Yogyakartadan guru SMK Angkasa Kejora Yogyakarta, serta berapa peserta yang mengikuti kegiatan tersebut.
6. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan harus jelas dalam sebuah proposal agar proposal tersebut dapat diterima oleh pembaca. Kapan waktu kegiatan tersebut dan di mana tempat pelaksanaan kegiatan itu harus ditulis dengan jelas.
7. Susunan Kepanitiaan Para penyusun proposal dari suatu tim perlu menyeleksi kualifikasi dan bobot orang-orang yang duduk sebagai panitia pelaksana dalam kegiatan yang direncanakan. Hal ini untuk menjamin kelancaran jalannya suatu kegiatan.
8. Anggaran Biaya Anggaran biaya dalam suatu proposal harus ada, tetapi penyusunannya harus logis dan realistis, serta harus memerhatikan keseimbangan antara pengeluaran dan penghasilan. Hal ini dilakukan agar proposal dapat diterima oleh penyandang dana.
9. Acara Kegiatan Acara atau jadwal kegiatan harus jelas dan terperinci agar pada waktu kegiatan nanti tidak terjadi hal-hal yang menyimpang dari acara yang sudah ditentukan.
10. Penutup Bagian ini merupakan bagian akhir yang berfungsi menekankan bahwa proposal diajukan dengan sungguh-sungguh. Dalam bagian ini, hendaknya tergambar sikap optimistis dari pembuat proposal.

B. Menyusun Proposal proposal.

    Kemampuan Anda membuat kerangka proposal dapat membantu Anda membuat proposal. Kali ini, Anda akan berlatih membuat atau menyusun proposal. Proposal adalah rencana yang disusun secara sistematis dan terperinci untuk suatu kegiatan yang bersifat formal (Finoza, 1999:157). Kerangka yang harus diperhatikan pada saat akan menyusun proposal adalah sebagai berikut.
1. Dasar Pemikiran Dasar pemikiran dalam sebuah proposal berisi pokok-pokok pemikiran akan perlunya melaksanakan kegiatan tertentu.
2. Jenis Kegiatan Jenis kegiatan yang akan dilaksanakan harus ada dalam isi proposal.
3. Tema Kegiatan Tema kegiatan dalam sebuah proposal berisi inti-inti kegiatan dalam melaksanakan kegiatan tersebut.
4. Tujuan Kegiatan Setiap kegiatan pasti mempunyai tujuan. Tujuan tersebut harus dijelaskan agar ada manfaatnya. Penyusun proposal perlu merumuskan tujuan sedemikian rupa agar yang akan dicapai dapat diketahui dan dirasakan oleh pembaca proposal.
5. Peserta Kegiatan Peserta kegiatan meliputi siswa SMK Angkasa Bintang Surabayadan guru SMK Angkasa Bintang Surabaya serta berapa jumlah peserta yang mengikuti kegiatan tersebut.
6. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan harus jelas dalam sebuah proposal agar proposal tersebut dapat diterima oleh pembaca. Kapan waktu kegiatan tersebut, di mana tempat pelaksanaan kegiatan itu.
7. Susunan Kepanitiaan Para penyusun proposal dari suatu tim perlu menyeleksi kualifikasi dan bobot orang-orang yang duduk sebagai panitia pelaksanaan dalam kegiatan yang direncanakannya. Hal ini untuk menjamin kelancaran jalannya suatu kegiatan.
8. Anggaran Biaya Anggaran biaya dalam suatu proposal harus ada, tetapi penyusunannya harus logis dan realistis, serta harus memperhatikan keseimbangan antara pengeluaran dan penghasilan. Hal ini agar diterima oleh penyandang dana.
9. Acara Kegiatan Acara atau jadwal kegiatan harus jelas dan terperinci agar pada saat kegiatan berlangsung tidak terjadi hal-hal yang menyimpang dari acara yang sudah ditentukan.
10. Penutup Bagian ini merupakan bagian akhir yang berfungsi menekankan bahwa proposal diajukan dengan sungguh-sungguh. Dalam bagian ini, hendaknya tergambar sikap optimistis dari pembuat proposal.

C. Menyusun Laporan Ilmiah

    Dalam pelajaran sebelumnya, Anda telah membuat kerangka proposal dan menyusun proposal. Sekarang, Anda akan belajar menyusun laporan ilmiah. Setelah Anda membuat proposal, Anda dapat lebih memahami penyusunan laporan ilmiah berikut. Laporan ilmiah adalah bentuk tulisan ilmiah yang disusun berdasarkan data setelah penulis melakukan percobaan, peninjauan, pengamatan, atau membaca artikelilmiah.
Berikut ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan tentang laporan ilmiah.
1. Kegiatan menulis laporan ilmiah merupakan kegiatan utama terakhir dari suatu kegiatan ilmiah.
2. Laporan ilmiah mengemukakan permasalahan yang ditulis secara benar, jelas, terperinci, dan ringkas.
3. Laporan ilmiah merupakan media yang baik untuk berkomunikasi di lingkungan akademisi atau sesama ilmuwan.
4. Laporan ilmiah merupakan suatu dokumen tentang kegiatan ilmiah dalam memecahkan masalah secara jujur, jelas, dan tepat tentang prosedur, alat, hasil temuan, serta implikasinya.
5. Laporan ilmiah dapat digunakan sebagai acuan bagi ilmuwan lain sehingga syarat-syarat tulisan ilmiah berlaku juga untuk laporan. Laporan ilmiah, umumnya, mempunyai garis besar isi (outline) yang berbeda-beda, bergantung dari bidang yang dikaji dan pembaca laporan tersebut.
    Namun, umumnya, isi laporan terdiri atas tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan penutup.

1. Bagian Pendahuluan,

terdiri atas:
a. Judul
b. Kata Pengantar
c. Daftar Isi

2. Bagian Isi,

terdiri atas:
a. Pendahuluan
b. Bahan dan Metode
c. Hasil Kegiatan
d. Pembahasan

3. Bagian Penutup,

terdiri atas:
a. Daftar Pustaka
b. Lampiran Berikut ini adalah beberapa langkah penulisan laporan ilmiah yang patut Anda perhatikan.
1. Tuliskan outline secara sederhana dengan mengatur topik-topik dalam urutan yang logis, konsisten, dan sistematis.
2. Kembangkan outline tersebut dengan cara memberikan judul, subjudul, bagian, dan subbagian.
3. Tuliskan hal yang akan diuraikan pada setiap judul, subjudul, bagian, dan subbagian.
4. Cantumkan pada setiap judul, subjudul, bagian, dan subbagian beberapa tabel,grafik, gambar, atau analisis statistik yang dapat melengkapi argumentasi dalam bahasan.
5. Penulisan laporan mengacu pada outline yang sudah dilengkapi dengan tabel, grafik,gambar, atau analisis statistik lain.
6. Pada awal menulis, jangan terlalu memperhatikan gaya bahasa yang digunakan karena penulis harus langsung menuju sasaran untuk menyelesaikan draft pertama dari laporan lengkap.
7. Gaya bahasa, sebaiknya, diperbaiki setelah draft pertama dari laporan lengkap selesai ditulis, dengan memerhatikan:
a. konsistensi dan kesinambungan materi;
b. menghilangkan pengulangan makna kalimat agar kalimat menjadi jelas dan tulisan menjadi ringkas; dan
c. memperhatikan cara penulisan rujukan.
Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan saat penulisan rujukan atau daftar pustaka. Laporan ilmiah, biasanya, dilengkapi dengan daftar pustaka. Daftar pustaka berisi daftar buku-buku atau referensi yang dijadikan rujukan dalam laporan ilmiah.
Berikut cara penulisan daftar pustaka.
a. Nama penulis dalam daftar pustaka dituliskan secara terbalik. Artinya, nama belakang ditulis di awal. Lalu, diikuti nama depannya. Cara penulisan ini berlaku secara internasional, tanpa mengenal tradisi dan kebangsaan.
Contoh: Mochtar Lubis ditulis Lubis, Mochtar. Djago Tarigan ditulis Tarigan, Djago.
b. Jika sumber buku tersebut ditulis oleh dua orang, nama pengarang dituliskan semuanya, tetapi nama yang penulisannya dibalikkan hanya nama penulis yang pertama. Contoh: Sofia, Adib dan Sugihastuti. 2003. Feminisme dan Sastra: Menguak Citra Perempuan dalam Layar Terkembang. Bandung: Katarsis.
c. Jika sumber buku tersebut ditulis oleh lebih dari dua orang, yang ditulis hanya nama penulis pertama dan diikuti dengan et all. (et allii = dan lain-lain) atau dan kawan-kawan (dkk.). Contoh: Elias, Maurice J. (dkk.) 2002. Cara-Cara Efektif Mengasah EQ Remaja. Bandung: Kaifa.
d. Penulisan judul buku digarisbawahi atau dicetak miring.
e. Urutan penulisan daftar pustaka disusun berdasarkan abjad penulis setelah nama penulis dibalik. Dalam daftar pustaka, tidak perlu digunakan nomor urut.
f. Baris pertama diketik mulai ketukan pertama dari batas tepi margin dan baris berikutnya diketik mulai ketukan kelima atau satu tab dalam komputer.
g. Jarak antara baris pertama dengan baris berikutnya yang merupakan kelanjutannya adalah spasi rapat. Jarak antara sumber satu dengan sumber lainnya adalah spasi ganda. Contoh: Sofia, Adib dan Sugihastuti. 2003. Feminisme dan Sastra: Menguak Citra Perempuan dalam Layar Terkembang. Bandung: Katarsis. Elias, Maurice
J. (dkk.) 2002. Cara-Cara Efektif Mengasah EQ Remaja. Bandung: Kaifa. Berdasarkan penjelasan tersebut, unsur-unsur dalam Daftar Pustaka dapat kita gambarkan seperti berikut. Nama Penulis (dibalik). Tahun terbit. Judul buku. Kota terbit: Penerbit. Selain memperhatikan bagian-bagiannya, perhatikan pula penggunaan tanda baca. Selain buku, artikel surat kabar, makalah, dan skripsi atau tesis pun sering dijadikan sumber rujukan karya tulis.
Berikut cara penulisannya dalam Daftar Pustaka.
1) Sumber berupa artikel surat kabar Cara penulisannya: Kusmayadi, Ismail. 2007. "Optimistis Menghadapi Ujian Nasional". Pikiran Rakyat (18 April 2007).
2) Sumber berupa makalah Cara Penulisannya: Harjasudana, Ahmad Slamet. 1999. "Kondisi Kebahasaan dan Pendidikan Bahasa Dikaitkan dengan Pengembangan Kompetensi Komunikatif". Makalah seminar, UPI Bandung.
3) Sumber berupa skripsi atau tesis Cara penulisannya: Rahmawati, Eva. 2007. Pelajaran Membaca Cepat dengan Teknik Browsing (Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMP Handayani 2 Tahun Pelajaran 2006/2007). Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
   Sekarang, sumber informasi sudah semakin canggih dan lengkap. Teknologi internet telah menyediakan beragam informasi yang mudah untuk diakses. Bagaimana kita menuliskan sumber dari internet di dalam Daftar Pustaka?
Berikut cara penulisannya.
1) Jika karya perorangan, cara penulisannya: Pengarang/penyunting. Tahun. Judul (edisi). [jenis medium]. Tersedia: alamat di internet. [tanggal akses].
Contoh: Thompson, A. 1998. The Adult and the Curriculum. [Online]. Tersedia: http://www.ed.uiuc.edu/EPS/PES-Yearbook/1998/thompson. [30 Maret 2000].
2) Jika artikel dalam surat kabar, cara penulisannya: Pengarang. (tahun, tanggal, bulan). Judul. Nama surat kabar [jenis media], jumlah halaman. Tersedia: alamat internet [tanggal akses].
Contoh: Cipto, B. (2000, 27 April). "Akibat Perombakan Kabinet Berulang, Fondasi Reformasi Bisa Runtuh". Pikiran Rakyat [Online], halaman 8. Tersedia: http://www.pikiran-rakyat. com. [9 Maret 2000]




Tidak ada komentar:

Posting Komentar