1.Membuat proposal ilmiah atau semi ilmiah
A. Membuat Kerangka Proposal
Di Kelas Unggul ini, Anda
harus menguasai penulisan proposal. Namun, terlebih dahulu, Anda akan
diperkenalkan dengan cara pembuatan kerangka proposal. Tahukah Anda apa yang
dimaksud dengan proposal? Proposal adalah rencana kerja yang disusun secara
sistematik dan terperinci untuk suatu kegiatan yang bersifat formal (Finoza,
1999:157). Proposal atau rencana kerja hampir sama fungsinya dengan kerangka
karangan. Sebelum kita memulai suatu kegiatan, tentunya, diperlukan suatu
rencana kerja yang jelas. Dengan adanya proposal itu, kita akan tahu hal-hal
apa saja yang harus dikerjakan, berapa biaya yang diperlukan, dan sebagainya.
Namun lebih dari itu, proposal juga penting dalam kaitannya dengan pengajuan
suatu permohonan untuk mendapatkan persetujuan maupun mendapatkan bantuan
berupa dana dan sarana.
Ada beberapa bentuk proposal, antara lain proposal penelitian, proposal
rencana kegiatan atau pembangunan, dan proposal bantuan dana. Berikut ini
adalah kerangka yang harus diperhatikan saat akan menyusun proposal.
1. Dasar Pemikiran
2. Jenis Kegiatan
3. Tema Kegiatan
4. Tujuan
5. Peserta Kegiatan
6. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
7. Susunan Kepanitian
8. Anggaran Biaya
9. Acara Kegiatan
10. Penutup
Dalam membuat kerangka proposal, Anda harus mengikuti
sistematika berikut ini.
1. Dasar Pemikiran Dasar pemikiran dalam sebuah proposal berisi
pokok-pokok pemikiran akan perlunya melaksanakan kegiatan tertentu.
2. Jenis Kegiatan Jenis kegiatan yang akan dilaksanakan harus
ada dalam isi proposal.
3. Tema Kegiatan Tema kegiatan dalam sebuah proposal berisi
inti-inti kegiatan dalam melaksanakan kegiatan tersebut.
4. Tujuan Kegiatan Setiap kegiatan pasti mempunyai tujuan.
Tujuan tersebut harus dijelaskan agar ada manfaatnya. Penyusun proposal perlu
merumuskan tujuan sedemikian rupa agar yang akan dicapai dapat diketahui dan
dirasakan oleh pembaca proposal.
5. Peserta Kegiatan Peserta kegiatan meliputi siswa SMK Angkasa
Kejora Yogyakartadan
guru SMK Angkasa Kejora Yogyakarta, serta berapa peserta yang mengikuti
kegiatan tersebut.
6. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Waktu dan tempat pelaksanaan
kegiatan harus jelas dalam sebuah proposal agar proposal tersebut dapat
diterima oleh pembaca. Kapan waktu kegiatan tersebut dan di mana tempat
pelaksanaan kegiatan itu harus ditulis dengan jelas.
7. Susunan Kepanitiaan Para penyusun proposal dari suatu tim
perlu menyeleksi kualifikasi dan bobot orang-orang yang duduk sebagai panitia
pelaksana dalam kegiatan yang direncanakan. Hal ini untuk menjamin kelancaran
jalannya suatu kegiatan.
8. Anggaran Biaya Anggaran biaya dalam suatu proposal harus ada,
tetapi penyusunannya harus logis dan realistis, serta harus memerhatikan
keseimbangan antara pengeluaran dan penghasilan. Hal ini dilakukan agar
proposal dapat diterima oleh penyandang dana.
9. Acara Kegiatan Acara atau jadwal kegiatan harus jelas dan
terperinci agar pada waktu kegiatan nanti tidak terjadi hal-hal yang menyimpang
dari acara yang sudah ditentukan.
10. Penutup Bagian ini merupakan bagian akhir yang berfungsi
menekankan bahwa proposal diajukan dengan sungguh-sungguh. Dalam bagian ini,
hendaknya tergambar sikap optimistis dari pembuat proposal.
Kemampuan Anda membuat kerangka proposal
dapat membantu Anda membuat proposal. Kali ini, Anda akan berlatih membuat atau
menyusun proposal. Proposal adalah rencana yang disusun secara sistematis dan
terperinci untuk suatu kegiatan yang bersifat formal (Finoza,
1999:157). Kerangka yang harus diperhatikan pada saat akan menyusun proposal
adalah sebagai berikut.
1. Dasar Pemikiran Dasar pemikiran dalam sebuah proposal berisi
pokok-pokok pemikiran akan perlunya melaksanakan kegiatan tertentu.
2. Jenis Kegiatan Jenis kegiatan yang akan dilaksanakan harus
ada dalam isi proposal.
3. Tema Kegiatan Tema kegiatan dalam sebuah proposal berisi
inti-inti kegiatan dalam melaksanakan kegiatan tersebut.
4. Tujuan Kegiatan Setiap kegiatan pasti mempunyai tujuan.
Tujuan tersebut harus dijelaskan agar ada manfaatnya. Penyusun proposal perlu
merumuskan tujuan sedemikian rupa agar yang akan dicapai dapat diketahui dan
dirasakan oleh pembaca proposal.
5. Peserta Kegiatan Peserta kegiatan meliputi siswa SMK Angkasa Bintang Surabayadan
guru SMK Angkasa Bintang Surabaya serta berapa jumlah peserta yang mengikuti
kegiatan tersebut.
6. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Waktu dan tempat pelaksanaan
kegiatan harus jelas dalam sebuah proposal agar proposal tersebut dapat
diterima oleh pembaca. Kapan waktu kegiatan tersebut, di mana tempat
pelaksanaan kegiatan itu.
7. Susunan Kepanitiaan Para penyusun proposal dari suatu tim
perlu menyeleksi kualifikasi dan bobot orang-orang yang duduk sebagai panitia
pelaksanaan dalam kegiatan yang direncanakannya. Hal ini untuk menjamin
kelancaran jalannya suatu kegiatan.
8. Anggaran Biaya Anggaran biaya dalam suatu proposal harus ada,
tetapi penyusunannya harus logis dan realistis, serta harus memperhatikan
keseimbangan antara pengeluaran dan penghasilan. Hal ini agar diterima oleh
penyandang dana.
9. Acara Kegiatan Acara atau jadwal kegiatan harus jelas dan
terperinci agar pada saat kegiatan berlangsung tidak terjadi hal-hal yang
menyimpang dari acara yang sudah ditentukan.
10. Penutup Bagian ini merupakan bagian akhir yang berfungsi
menekankan bahwa proposal diajukan dengan sungguh-sungguh. Dalam bagian ini,
hendaknya tergambar sikap optimistis dari pembuat proposal.
Dalam pelajaran sebelumnya, Anda telah
membuat kerangka proposal dan menyusun proposal. Sekarang, Anda akan belajar
menyusun laporan ilmiah. Setelah Anda membuat proposal, Anda dapat lebih
memahami penyusunan laporan ilmiah berikut. Laporan ilmiah adalah bentuk
tulisan ilmiah yang disusun berdasarkan data setelah penulis melakukan
percobaan, peninjauan, pengamatan, atau membaca artikelilmiah.
Berikut ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan tentang
laporan ilmiah.
1. Kegiatan menulis laporan ilmiah merupakan kegiatan utama
terakhir dari suatu kegiatan ilmiah.
2. Laporan ilmiah mengemukakan permasalahan yang ditulis secara
benar, jelas, terperinci, dan ringkas.
3. Laporan ilmiah merupakan media yang
baik untuk berkomunikasi di lingkungan akademisi atau sesama ilmuwan.
4. Laporan ilmiah merupakan suatu dokumen tentang kegiatan
ilmiah dalam memecahkan masalah secara jujur, jelas, dan tepat tentang
prosedur, alat, hasil temuan, serta implikasinya.
5. Laporan ilmiah dapat digunakan sebagai acuan bagi ilmuwan
lain sehingga syarat-syarat tulisan ilmiah berlaku juga untuk laporan. Laporan
ilmiah, umumnya, mempunyai garis besar isi (outline) yang berbeda-beda,
bergantung dari bidang yang dikaji dan pembaca laporan tersebut.
Namun, umumnya, isi laporan terdiri atas tiga
bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan penutup.
terdiri atas:
a. Judul
b. Kata Pengantar
c. Daftar Isi
terdiri atas:
a. Pendahuluan
b. Bahan dan Metode
c. Hasil Kegiatan
d. Pembahasan
terdiri atas:
a. Daftar Pustaka
b. Lampiran Berikut ini adalah beberapa langkah penulisan
laporan ilmiah yang patut Anda perhatikan.
1. Tuliskan outline secara sederhana dengan mengatur topik-topik
dalam urutan yang logis, konsisten, dan sistematis.
2. Kembangkan outline tersebut dengan cara memberikan judul,
subjudul, bagian, dan subbagian.
3. Tuliskan hal yang akan diuraikan pada setiap judul, subjudul,
bagian, dan subbagian.
4. Cantumkan pada setiap judul, subjudul, bagian, dan subbagian
beberapa tabel,grafik, gambar, atau analisis statistik
yang dapat melengkapi argumentasi dalam bahasan.
5. Penulisan laporan mengacu pada outline yang sudah dilengkapi
dengan tabel, grafik,gambar, atau analisis statistik
lain.
6. Pada awal menulis, jangan terlalu memperhatikan gaya bahasa
yang digunakan karena penulis harus langsung menuju sasaran untuk menyelesaikan
draft pertama dari laporan lengkap.
7. Gaya bahasa, sebaiknya, diperbaiki setelah draft pertama dari
laporan lengkap selesai ditulis, dengan memerhatikan:
a. konsistensi dan kesinambungan materi;
b. menghilangkan pengulangan makna kalimat agar kalimat menjadi
jelas dan tulisan menjadi ringkas; dan
c. memperhatikan cara penulisan rujukan.
Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan saat
penulisan rujukan atau daftar pustaka. Laporan ilmiah, biasanya, dilengkapi
dengan daftar pustaka. Daftar pustaka berisi daftar buku-buku atau referensi
yang dijadikan rujukan dalam laporan ilmiah.
Berikut cara penulisan daftar pustaka.
a. Nama penulis dalam daftar pustaka dituliskan secara terbalik.
Artinya, nama belakang ditulis di awal. Lalu, diikuti nama depannya. Cara
penulisan ini berlaku secara internasional, tanpa mengenal tradisi dan
kebangsaan.
Contoh: Mochtar Lubis ditulis Lubis, Mochtar. Djago Tarigan
ditulis Tarigan, Djago.
b. Jika sumber buku tersebut ditulis oleh dua orang, nama
pengarang dituliskan semuanya, tetapi nama yang penulisannya dibalikkan hanya
nama penulis yang pertama. Contoh: Sofia, Adib dan Sugihastuti. 2003. Feminisme
dan Sastra: Menguak Citra Perempuan dalam Layar Terkembang. Bandung: Katarsis.
c. Jika sumber buku tersebut ditulis oleh lebih dari dua orang,
yang ditulis hanya nama penulis pertama dan diikuti dengan et all. (et allii =
dan lain-lain) atau dan kawan-kawan (dkk.). Contoh: Elias, Maurice J. (dkk.)
2002. Cara-Cara Efektif Mengasah EQ Remaja. Bandung: Kaifa.
d. Penulisan judul buku digarisbawahi atau dicetak miring.
e. Urutan penulisan daftar pustaka disusun berdasarkan abjad
penulis setelah nama penulis dibalik. Dalam daftar pustaka, tidak perlu
digunakan nomor urut.
f. Baris pertama diketik mulai ketukan pertama dari batas tepi
margin dan baris berikutnya diketik mulai ketukan kelima atau satu tab dalam
komputer.
g. Jarak antara baris pertama dengan baris berikutnya yang
merupakan kelanjutannya adalah spasi rapat. Jarak antara sumber satu dengan
sumber lainnya adalah spasi ganda. Contoh: Sofia, Adib dan Sugihastuti. 2003.
Feminisme dan Sastra: Menguak Citra Perempuan dalam Layar Terkembang. Bandung:
Katarsis. Elias, Maurice
J. (dkk.) 2002. Cara-Cara Efektif Mengasah EQ Remaja. Bandung:
Kaifa. Berdasarkan penjelasan tersebut, unsur-unsur dalam Daftar Pustaka dapat
kita gambarkan seperti berikut. Nama Penulis (dibalik). Tahun terbit. Judul
buku. Kota terbit: Penerbit. Selain memperhatikan bagian-bagiannya, perhatikan
pula penggunaan tanda baca. Selain buku, artikel surat kabar, makalah, dan
skripsi atau tesis pun sering dijadikan sumber rujukan karya tulis.
Berikut cara penulisannya dalam Daftar Pustaka.
1) Sumber berupa artikel surat kabar Cara penulisannya:
Kusmayadi, Ismail. 2007. "Optimistis Menghadapi Ujian Nasional". Pikiran Rakyat (18 April 2007).
2) Sumber berupa makalah Cara Penulisannya: Harjasudana, Ahmad
Slamet. 1999. "Kondisi Kebahasaan dan Pendidikan Bahasa Dikaitkan dengan
Pengembangan Kompetensi Komunikatif". Makalah seminar, UPI Bandung.
3) Sumber berupa skripsi atau tesis Cara penulisannya:
Rahmawati, Eva. 2007. Pelajaran Membaca Cepat dengan Teknik Browsing (Kuasi
Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMP Handayani 2 Tahun Pelajaran 2006/2007).
Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Sekarang, sumber informasi sudah semakin canggih
dan lengkap. Teknologi internet telah menyediakan beragam informasi yang mudah
untuk diakses. Bagaimana kita menuliskan sumber dari internet di dalam Daftar
Pustaka?
Berikut cara penulisannya.
1) Jika karya perorangan, cara penulisannya:
Pengarang/penyunting. Tahun. Judul (edisi). [jenis medium]. Tersedia: alamat di
internet. [tanggal akses].
Contoh: Thompson, A. 1998. The Adult and the Curriculum.
[Online]. Tersedia: http://www.ed.uiuc.edu/EPS/PES-Yearbook/1998/thompson.
[30 Maret 2000].
2) Jika artikel dalam surat kabar, cara penulisannya: Pengarang.
(tahun, tanggal, bulan). Judul. Nama surat kabar [jenis media], jumlah halaman.
Tersedia: alamat internet [tanggal akses].
Contoh: Cipto, B. (2000, 27 April). "Akibat Perombakan
Kabinet Berulang, Fondasi Reformasi Bisa Runtuh". Pikiran Rakyat [Online],
halaman 8. Tersedia: http://www.pikiran-rakyat.
com. [9 Maret 2000]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar