2.LAPORAN ILMIAH
DAN SEMI ILMIAH
Laporan adalah karangan yang berisikan paparan
peristiwa/kegiatan yang sudah dilakukan
Laporan Ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan
fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar.
Laporan semi
ilmiah adalah penulisan
yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan/karangan. Menggunakan bahasa semi formal.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Lumut
merupakan tumbuhan darat sejati, walaupun masih menyukai tempat yang lembab dan
basah. Lumut yang hidup di air jarang
kita jumpai, kecuali lumut gambut (sphagnum sp.). Pada lumut, akar yang
sebenarnya tidak ada, tumbuhan ini melekata dengan perantaraan Rhizoid (akar
semu), olehkaren aitu tumbuhan lumut merupakan bentuk peralihan antara tumbuhan
ber-Talus (Talofita) dengan tumbuhan ber-Kormus (Kormofita).Lumut mempunyai
klorofil sehingga sifatnya autotrof. Lumut tumbuh di berbagai tempat, yang
hidup pada daun-daun disebut sebagai epifil.
Lumut
merupakan tumbuhan kecil, lembut. Mereka tidak mempunyai bunga atau biji, dan
daun-daun yang sederhananya menutupi batang liat yang
tipis. Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu tempat
sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini terjadi karena tumbuhan lumut berukuran
kecil tetapi membentuk koloni yang dapat menjangkau area yang luas. Jaringan
tumbuhan yang mati menjadi sumber hara bagi tumbuhan lumut lain dan tumbuhan
yang lainnya.Klasifikasi tradisional menggabungkan pula lumut hati ke dalam
Bryophyta.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Penulis
membatasi laporan ini seputar :
ü
Tumbuhan Lumut
ü
Perkembangan dan pertumbuhan lumut
ü
Pengaruh pemberian cahaya pada tumbuhan lumut
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan
yang ingin dicapai dalam penulisan laporan ini :
ü
Untuk membuktikan perbedaan kecepatan pertumbuhan tumbuhan lumut
ü
Untuk menambah wawasan pengetahuan tentang makhluk hidup.
ü
Untuk mengetahui dan lebih mengenal tentang tumbuhan lumut.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari
penulisan laporan ini adalah :
ü
Dapat menentukan habitat tumbuhan
lumut
ü
Dapat mendeskripsikan proses pertumbuhan tanaman lumut.
ü
Dapat menganalisis masalah yang terjadi pada proses pertumbuhan.
ü
Dapat memahami keanekaragaman hayati.
ü
Dapat mengembangkan potensi usaha dari kerajinan tumbuhan lumut.
1.5 METODE PENULISAN
Dalam
pembuatan laporan ini dilakukan dengan cara :
ü
Metode observasi.
ü
Membaca beberapa buku di perpustakaan sekolah.
ü
Mengumpulkan data dari internet.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KAJIAN TEORI
Berdasarkan
teori yang ada, beberapa jenis lumut memiliki ruang lingkup kehidupan yang
luas, namun beberapa hanya berada pada habitat khusus. Secara umum lumut tidak
dapat tumbuh pada habitat kering, kebanyakan hidup pada tempat yang kelembabannya tinggi, dan
teduh. Jika dikaji secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa kebanyakan lumut
memiliki range ekologi yang agak sempit dan terbatas sehingga
tumbuhan lumut mempunyai nilai penting yang cukup besar sebagai indikator
habitat tertentu. Faktor biotik
yang mempengaruhi kehidupan tumbuhan lumut adalah menyangkut masalah kompetisi
diantara tumbuhan lumut itu sendiri, baik untuk mendapatkan makanan maupun
untuk tempat hidupnya. Sedangkan faktor abiotiknya meliputi :
Faktor cahaya, Umumnya tumbuhan normal membutuhkan 500 – 1300 lux intensitas cahaya. ( yang akan menjadi
bahan percobaan dengan menggunakan sinar matahari )
Faktor temperatur
Faktor Air, Intensitas penghisapan air tergantung
pada kandungan air tiap – tiap tumbuhan. Adaptasi tumbuhan lumut dalam
pengambilan air :
·
Endohydric species, air yang diambil berasal dari substrat dan kemudian dihantarkan secara
internal ke organ daun atau permukaan evaporasi lainnya (sifat permukaan dari
tumbuhan adalah waterrapellent/penolak).
Umumnya hidup pada substrat yang kaya nutrien, tempat basah, dan poreus
(berpori). Contoh : Polytricaceae, Mniaceae,Marchantiaceae, dsb.
·
Ektohydric species, Air mudah diabsorbsi dan hilang
melalui segala permukaan tubuh. Sifat karakteristiknya adalah semua bagian
tubuhnya dapat menghisap dan menyimpan air dari udara. Contoh : Grimiaceae,
Orthitricaceae, lumut hati berdaun, dsb
Faktor angin
Faktor edafik, meliputi tanah, humus, dan batuan. Karena lumut hidup umumnya di atas batuan
dan tanah yang berhumus, jadi lumut dikatakan bersifat saprofit.
2.2 RUMUSAN HIPOTESIS
Keberadaan
tumbuhan lumut disuatu tempat selalu dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor
lingkungan tersebut meliputi faktor biotik dan abiotik. Tumbuhan lumut jarang
ditemukan yang bersifat individu, melainkan hidup berkelompok dan mempunyai
bentuk – bentuk kehidupan khusus. Tumbuhan lumut biasanya tumbuh ditempat yang
lembab dan berair meskipun begitu lumut juga masih membutuhkan suplai sinar
matahari yang cukup, akan tetapi tumbuhan lumut kurang bisa hidup didaerah yang
panas dan gersang ditambah lagi mendapat sinar matahari secara langsung, hal
ini menyebabkan tumbuhan lumut banyak dijumpai di pinggiran sungai,
selokan, maupun pada saluran pembuangan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 RANCANGAN PENELITIAN
Rancangan
penelitian adalah suatu hal yang penting dalam suatu penelitian ilmiah, maka
penulis menyusunnya sebagai berikut :
·
Identifikasi variabel, yakni faktor-faktor yang berpengaruh dalam
suatu penelitian. Ada beberapa variabel dalam suatu penelitian. Untuk
mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya. Pengamatan
dilakukan terhadap variabel tersebut, dan mengukur variabel yang di
pengaruhinya. Sementara itu, variabel yang lain dibuat tetap (terkontrol)
untuk mengisolir fenomena yang dapat berpengaruh terhadap pengamatan tersebut.
Ada pun variabelnya sebagai berikut :
·
Variabel bebas, yaitu sinar cahaya matahari
·
Variabel tak bebas, yaitu morfologi tumbuhan lumut (pengukuran
terhadap luas dari tumbuhan lumut pada media objek)
·
Variabel terkontrol, yaitu luas kayu, ember, serta volum air
·
Memilih peralatan yang sesuai dengan penelitian.
·
Melakukan pengamatan akurat, dalam hal ini adalah melakukan
pengamatan terhadap semua objek dalam penelitian pada saat melakukan penelitian
terutama pada alat dan bahan agar tujuan dari penelitian dapat dicapai.
Pengamatan juga bertujuan untuk mencatat semua hal dan peristiwa yang terjadi
pada objek penelitian. Pengamatan dilakukan secara teliti dan akurat dalam
setiap fase penelitiannya.
·
Mengumpulkan data dan hasil penelitian, dalam hal ini pencatatan
data harus jelas guna kelancaran penelitian. Pengumpulan data ini bertujuan
untuk mengamati setiap perubahan yang terjadi.
3.2 INSTRUMEN ALAT DAN BAHAN
Adapun
alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.
Ember
2.
Gayung
3.
Penggaris
4.
Pisau
5.
Kertas hvs dan alat tulis
6.
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini :
7.
Kayu
8.
Air
3.3 JADWAL DAN LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
1.
Menyiapkan alat-alat dan bahan untuk melakukan penelitian
2.
Menyiapkan 2 ember untuk 2 perlakuan, ember yang digunakan harus
sama
3.
Tiap-tiap ember di isi air sebanyak 100 ml agar menjaga kelembaban
(tinggi air pada ember 1 cm)
4.
Masukan media pertumbuhan lumut berupa kayu pada kedua ember
dengan ukuran : Ukuran Kayu : 10 cm x 15 cm
5.
Letakan kedua ember pada tempat yang berbeda : Ember A : Diletakan di dekat sumur (tempat
lembab) dengan pencahayaan cukup terang. Ember B : Diletakan di halaman depan rumah
(panas) dengan pencahayaan sangat terang
6.
Setelah beberapa hari lakukanlah pengamatan terhadap kedua ember
tersebut, apakah pada kedua ember tersebut sudah tumbuh lumut
7.
Lakukan peninjauan setiap 3 hari sekali, dan catat hasilnya
8.
Apakah terdapat perbedaan pertumbuhan yang terjadi pada kedua
ember ?
9.
Catat setiap terjadi perbedaan dan peristiwa
10.
Olah semua data yang telah terkumpul, kemudian buatlah
grafik perbandingan
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 DESKRIPSI DATA
Penelitian
ini berlangsung selama 21 hari, dimulai dari tanggal 7 Agustus 2011 hingga
tanggal 28 Agustus 2011. Dalam kurun waktu tersebut telah terjadi
berbagai proses pertumbuhan yang berkaitan dengan penelitian ini dan kami pun
berhasil mengumpulkan data tersebut dan mengolahnya menjadi suatu laporan
ilmiah.
Adapun
data yang terkumpul selama penelitian terhadap proses pertumbuhan lumut, adalah
sebagai berikut :
Dalam
bentuk tabel :
NO
|
HARI KE
|
LUAS LUMUT YANG TUMBUH PADA KAYU DI EMBER
|
KETERANGAN
|
|
EMBER A
|
EMBER B
|
|||
1
|
3
|
5 Cm2
|
0 Cm2
|
Air berubah menjadi keruh
|
2
|
6
|
19 Cm2
|
6,1 Cm2
|
Kedua ember mulai ditumbuhi lumut
|
3
|
9
|
42,3 Cm2
|
14 Cm2
|
Pada ember A air berubah warna menjadi hijau pekat
|
4
|
12
|
98,8 Cm2
|
35,6 Cm2
|
Pertumbuhan lumut yang sangat cepat terjadi pada ember A
|
5
|
15
|
137 Cm2
|
33,2 Cm2
|
Pada ember B kayu menjadi keropos
|
6
|
18
|
150 Cm2
|
42,8 Cm2
|
Pada ember A lumut menutupi seluruh permukaan kayu
|
7
|
21
|
150 Cm2
|
62 Cm2
|
Pada ember B kayu berubah menjadi hitam dan kropos
|
Catatan : Luas kayu total
pada ember 150 Cm2
Ember
A : Diletakan di dekat sumur (tempat lembab) dengan pencahayaan cukup terang
Ember
B : Diletakan di halaman teras depan rumah (panas) dengan pencahayaan .
4.2 PEMBAHASAN
Menganalisis
data yang di peroleh dari penelitian
· Secara kualitatif, tempat yang lembab
dan mendapat sinar matahari yang cukup menyebabkan pertumbuhan lumut semakin
cepat, sedangkan pada tempat yang panas dan kering pertumbuhan lumut
cenderung sedikit lambat, hal ini disebabkan karena lumut termaksuk kedalam
tumbuhan epifit yang kurang cocok hidup didaerah yang tandus.
· Secara kuantitatif, Lumut adalah
sekelompok vegetasi kecil yang tumbuh pada tempat lembab atau perairan dan
biasanya tumbuh meluas menutupi permukaan,.setiap tempat yang bersuhu kurang 30
derajat dan lembab pasti mudah untuk di tumbuhi lumut.
Menjelaskan
hasil dengan teori yang ada
· Teori menunjukkan, bahwa tumbuhnya
lumut banyak di temukan di tempat-tempat lembab atau basah karena sangat
menunjang pertumbuhannya. Akan tetapi lumut tidak dapat beradaptasi dengan baik
di daerah kering dan panas. Tumbuhan lumut mempunyai jenis + 25.000 species
yang tesebar di seluruh permukaan bumi mulai dari daerah tropic sampai kedaerah
kutub utara.
Pada
umumnya struktur tubuh tumbuhan lumut mempunya ciri –ciri sebagai berikut :
1.
Bentuk tubuhnya pipih
2.
Bersel banyak
3.
mempunyai dinding sel yang tersusun dari selulosa
4.
Melekat pada substartnya
5.
Bersifat Aututrof
6.
Bentuk akar seperti benang-benang
7.
Daunya terdiri atas selapis sel yang mengandung klorofals berbentuk jala
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Dari
hasil penelitian di atas kita dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
Lumut
ditemukan terutama di area sedikit cahaya / ringan dan lembab. Lumut umum di
area berpohon-pohon dan di tepi arus. Lumut juga ditemukan di batu, jalan di
kota besar. Beberapa bentuk mempunyai menyesuaikan diri dengan kondisi-kondisi
ditemukannya. Beberapa jenis dengan air,
seperti Fontinalis antipyretica, dan Sphagnum tinggal / menghuni
rawa.
Tumbuhan
lumut memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air
(karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap polutan.
Tumbuhan
ini juga dikenal sebagai tumbuhan perintis, mampu hidup di lingkungan yang
kurang disukai tumbuhan pada umumnya.
Perkembangan
lumut secara singkat berlangsung sebagai berikut : spora yang kecil dan
haploid, berkecambah menjadi suatu protalium yang pada lumut
dinamakan protonema. Protonema pada lumut ada yang menjadi besar, adapula
yang tetap kecil. Pada protoneme ini terdapat kuncup-kuncup yang tumbuh dan
berkembang menjadi tumbuhan lumutnya.
Jadi
secara garis besar hasil penelitian sesuai dengan teori-teori yang sudah ada
sebelumnya yang dikemukakan oleh para ahli.
5.2 SARAN
Karena
keterbatasan informasi dan pengetahuan tentang proses pertumbuhan lumut
ditambah lagi dengan kurangnya pemahaman tentang pembuatan laporan ilmiah,
mengakibatkan terdapat sedikit kesulitan dalam pembuatan laporan ilmiah ini.
Tetapi karena keterbatasan itulah saya termotivasi untuk menjadi lebih baik.
Maka
dari itu saya berharap agar dapat lebih memahami tentang pembuatan laporan
ilmiah dan juga diharapkan agar lebih sering diadakan pelatihan pembuatan
laporan ilmiah, begitupun waktu yang dibutuhkan agar lebih di perpanjang lagi
sehingga dapat dihasilkan laporan ilmiah yang lebih baik lagi.