1. BAGAIMANA PERANAN
BAHASA DAERAH DALAM PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA?
Bahasa Indonesia dipakai oleh bangsa Indonesia sebagai
bahasa resmi dan bahasa untuk keseharian. Pada hari Sumpah Pemuda tanggal 28
Oktober 1928, diresmikan suatu bahasa nasional Bahasa Indonesia sebagai salah
satu alat pemersatu bangsa. Sehingga menimbulkan semangat baru untuk masyarakat
Indonesia untuk merebut negaranya dari tangan penjajah untuk menjadi negara
merdeka. Bangsa Indonesia lebih merasa terkait dalam satu ikatan karena merasa
: Satu Tanah Air, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa.
Dengan adanya bahasa Indonesia semua lapisan masyarakat
mampu mengobarkan semangat untuk bangsa Indonesia merdeka dan menjadikan Bahasa
Indonesia sebagai bahasa kesatuan. Dalam
penggunaannya masyarakat lebih cenderung menggunakan bahasa Indonesia yang
telah terafiliasi oleh bahasa daerah, baik secara pengucapaan maupun arti
bahasa tersebut. Kebiasaan penggunaan bahasa daerah ini sedikit banyak akan
berpengaruh terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang merupakan bahasa resmi
negara Indonesia. Karena pada
kenyataannya masyarakat belum mengetahui secara mendalam tentang Bahasa
Indonesia yang baku dan benar.
Pengertian bahasa
daerah
Pengertian bahasa menurut Bill Adams adalah sebuah sistem
pengembangan psikologi individu dalam sebuah konteks inter-subjektif. Sedangkan
menurut Wittgenstein bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami,
berhubungan dengan realitas, dan memiliki bentuk dan struktur yang logis.
Menurut Ferdinand De Saussure bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol
karena dengan bahasa setiap kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan
yang berbeda dari kelompok yang lain. Dan menurut Plato Bahasa pada dasarnya
adalah pernyataan pikiran seseorang dengan perantaraan onomata (nama benda atau
sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin dari ide seseorang dalam
arus udara lewat mulut.[1]
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahasa
merupakan sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh
masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem,
yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Bahasa sendiri
berfungsi sebagai sarana komunikasi serta sebagai sarana integrasi dan
adaptasi. Di Indonesia terdapat banyak bahasa yang digunakan oleh masyarakatnya
yang sering disebut sebagai bahasa daerah.
Bahasa daerah merupakan suatu bahasa yang dituturkan di
suatu wilayah dalam sebuah negara kebangsaan, baik daerah kecil, negara bagian
federal atau provinsi, atau daerah yang luas. Bahasa daerah
sudah ada sejak zaman dulu. Jumlahnya sampai beratus-ratus dan tersebar
diseluruh kepulauan, mulai dari pulau Formosa (Taiwan) di sebelah utara sampai
ke Selandia Baru disebelah selatan, dari Mandagaskar di sebelah barat sampai kepulau-pulau
Paas di sebelah timur yang merupakan suatu keluarga besar dan masih dekat
hubungannya dengan Austronesia.[2]
2.2 hubungan antara bahasa Indonesia dengan bahasa daerah
Antara bahasa Indonesia dan bahasa daerah mempunyai hubungan
yang sangat erat, tidak dapat dipungkiri adanya bahasa Indonesia yang muncul
seiring dengan perkembangan bahasa daerah itu sendiri. Karena bahasa daerah dan
bahasa Indonesia saling melengkapi. Terutama dalam hal berkomunikasi antar
masyarakat. Dengan adanya dua bahasa ini menimbulkan kedwibahasaan di negara
Indonesia.
Dalam Seminar Pengembangan Bahasa Daerah (1976) itu, yang
merumuskan tujuaan pembinaan dan pengembangan bahasa daerah sebagai berikut :
(a) Di bidang struktur bahasa, tujuannya ialah terbinanyabahasa daerah yang
strukturnya terpelihara dan sesuai dengan keperluan masa sekarang. (b) Dibidang
pemakai, tujuan pembinaan adalah agar kedwibahasaan itu tetap (stabil), yaitu
pemakai itu menguasai kedua bahasa itu seimbang, dan tidak menjadi ekabasahawan
semata-mata. Jumlah pemakai itu hendaknya tetap berkembang dan tidak sebaliknya
menyusut. (c) Di bidang pemakaian, pembinaan bertujuan agar bahasa daerah
dipergunakan secara penuh sesuai dengan fungsinya, dalam keseimbangan dengan
bahasa Indonesia seperti ditetapkan dalam Politik Bahasa Nasional.[3] Jadi
antara bahasa Indonesia dan bahasa Daerah telah terjadi kontak sosial dan
budaya yang aktif. Jiwa bahasa Indonesia dan jiwa bahasa Daerah telah bertemu.
Kedua bahasa saling bersangkutan dan memperhatikan. Akhirnya kedua bahasa
saling mempengaruhi.
2.3 pengaruh penggunaan bahasa daerah terhadap bahasa
Indonesia
Keanekaragaman budaya dan bahasa daerah mempunyai peranan
dan pengaruh terhadap bahasa yang akan diperoleh seseorang pada tahapan
berikutnya, khususnya bahasa formal atau resmi yaitu bahasa Indonesia. Sebagai
contoh, seorang anak memiliki ibu yang berasal dari daerah Sekayu sedangkan
ayahnya berasal dari daerah Pagaralam dan keluarga ini hidup di lingkungan
orang Palembang. Dalam mengucapkan sebuah kata misalnya “mengapa”,
sang ibu yang berasal dari Sekayu mengucapkannya ngape (e dibaca kuat)
sedangkan bapaknya yang dari Pagaralam mengucapkannya ngape (e dibaca lemah)
dan di lingkungannya kata “megapa” diucapkan ngapo. Ketika sang
anak mulai bersekolah, ia mendapat seorang teman yang berasal dari Jawa dan
mengucapkan “mengapa” dengan ngopo. Hal ini dapat
menimbulkan kebinggungan bagi sang anak untuk memilih ucapan apa yang akan
digunakan.
Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa keanekaragaman
budaya dan bahasa daerah merupakan keunikan tersendiri bangsa Indonesia dan
merupakan kekayaan yang harus dilestarikan. Dengan keanekaragaman ini akan
mencirikan Indonesia sebagai negara yang kaya akan kebudayaannya. Berbedannya
bahasa di tiap-tiap daerah menandakan identitas dan ciri khas masing-masing
daerah. Masyarakat yang merantau ke ibukota Jakarta mungkin lebih senang
berkomunikasi dengan menggunakan bahasa daerah dengan orang berasal dari daerah
yang sama, salah satunya dikarenakan agar menambah keakraban diantara mereka.
Tidak jarang pula orang mempelajari sedikit atau hanya bisa-bisaan untuk
berbahasa daerah yang tidak dikuasainya agar terjadi suasana yang lebih akrab.
Beberapa kata dari bahasa daerah juga diserap menjadi Bahasa Indonesia yang
baku, antara lain kata nyeri (Sunda) dan kiat (Minangkabau).
Dampak yang akan
timbul
Berikut beberapa dampak penggunaan bahasa daerah terhadap
bahasa Indonesia:
1. Dampak Positif:
a. Bahasa Indonesia
memiliki banyak kosakata.
b. Sebagai kekayaan
budaya bangsa Indonesia.
c. Sebagai identitas dan ciri khas dari suatu
suku dan daerah.
d. Menimbulkan
keakraban dalam berkomunikasi.
e. Sebagai alat
pemersatu antar budaya dan bangsa.
2. Dampak Negatif
a. Bahasa daerah
yang satu sulit dipahami oleh daerah lain.
b. Masyarakat
menjadi kurang paham dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baku karena sudah
terbiasa menggunakan bahasa daerah.
c. Dapat
menimbulkan kesalah pahaman.
Menurut Kesimpulan
saya
Keanekaragaman budaya dan bahasa daerah mempunyai peranan
dan pengaruh terhadap bahasa Indonesia di karenakan masyarakat dalam
berkomunikasi setiap hari lebih cenderung menggunakan bahasa daerah di
bandingkan menggunakan bahasa Indonesia yang baku. Ketidaktahuan terhadap
bahasa daerah lain juga akan mempengaruhi dalam berkomunikasi masyarakat.
Bahasa Indonesia sering digunakan sesuai dengan kondisi daerah jadi belum
sepenuhnya masyarakat menggunakannya.
Dengan demikian antara bahasa Indonesia dan bahasa Daerah
telah terjadi kontak sosial dan budaya yang aktif. Jiwa bahasa Indonesia dan
jiwa bahasa Daerah telah bertemu. Kedua bahasa saling bersangkutan dan
memperhatikan. Akhirnya kedua bahasa saling mempengaruhi.
Saran
Sebaiknya masyarakat menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar dan jangan mencampur adukan bahasa daerah dengan bahasa Indonesia
karena akan menimbulkan banyak kosakata baru dan akan mempengaruhi pengucapan
saat menggunakan bahasa Indonesia baku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar