TUGAS KELOMPOK SOFTSKILL
“ MOTIVASI KEPEMIMPINAN
DALAM SEBUAH ORGANISASI “
Nama Anggota
Kelompok :
1.
AGUNG
HARY PURNOMO (10212354 )
2.
DEWI
CRISTI (11212948
)
3. FAISAL CHANIF AZIZ (12212675 )
4.
MUCHAMAD
ANSORI (14212739
)
5.
SUNTORO
AJI (17212198
)
Kelas : 3EA18
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2014 - 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Pemimpin dapat mempengaruhi moral, kepuasan kerja, keamanan,
kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi.
Kemampuan dan ketrampilan kepemimpinan dalam pengarahan adalah faktor penting
efektivitas manajer. Bila organisasi dapat mengidentifikasikan
kualitas-kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan, kemampuan untuk
menyeleksi pemimpin-pemimpin yang efektif akan meningkat, bila organisasi dapat
mengidentifikasikan perilaku dan teknik-teknik kepemimpinan efektif organisasi,
berbagai perilaku dan teknik tersebut akan dapat dipelajari. Penilaian prestasi
kerja (performance appraisal) adalah proses melalui mana organisasi-organisasi
mengevaluasi atau menilai prestasi kerja pegawai. Kegiatan ini dapat
memperbaiki keputusan-keputusan personal dan memberikan umpan balik kepada para
pegawai tentang pelaksanaan kerja mereka. Kegunaan-kegunaan penilaian prestasi
kerja dapat dirinci sebagai berikut, perbaikan prestasi kerja,
penyesuaian-penyesuaian kompensasi, keputusan-keputusan penempatan, kebutuhan
latihan dan pengembangan, perencanaan dan pengembangan karier,
penyimpangan-penyimpangan proses staffing, ketidakakuratan informasional,
kesalahan desain pekerjaan, kesempatan kerja yang adil dan tantangan-tantangan
eksternal.
Di hampir semua perusahaan yang ada, pegawai
merupakan asset penting yang wajib mereka jaga. Oleh karena itu bagi perusahaan
yang khususnya bergerak dibidang jasa pelayanan yang mengandalkan tingkat
kinerja pegawai di perusahaannya, maka perusahaan tersebut dituntut untuk mampu
mengoptimalkan kinerja pegawainya. Salah satu pendekatan dalam upaya meningkatkan kinerja pegawai tersebut
dapat dilakukan melalui praktek kepemimpinan atau gaya kepemimpinan yang handal
dan motivasi berprestasi yang tinggi dan terarah. Setiap pemimpin pada dasarnya
memiliki perilaku yang berbeda dalam memimpin para pengikutnya, perilaku para
pemimpin itu disebut dengan gaya kepemimpinan. Kepemimpinan mempunyai hubungan
yang sangat erat dengan motivasi, karena keberhasilan seorang pemimpin dalam
menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat
tergantung kepada kewibawaan, dan juga pemimpin itu di dalam menciptakan
motivasi didalam diri setiap orang bawahan, kolega maupun atasan pemimpin itu
sendiri. Kurang adanya peranan kepemimpinan dalam menciptakan komunikasi yang
harmonis serta memberikan pembinaan pegawai, akan menyebabkan tingkat kinerja
pegawai rendah. Demikian halnya dengan kurangnya motivasi pegawai seperti tidak
disiplin masuk kerja, malas-malasan dalam bekerja akan menyebabkan kinerja
pegawai rendah.
Bernard (1999: 27), mengemukakan bahwa ungkapan seperti
output, kinerja, efisiensi, efektivitas sering dihubungkan dengan produktivitas.
Sedangkan produktiv-itas sendiri merupakan rasio output terhadap input. Bahkan
ada yang melihat performan-ce dengan memberikan penekanan kepada nilai efisien,
yang diartikan sebagai rasio output dan input, sedang pengukuran efisien
menggantikan penentuan outcome tersebut. Selain efisiensi produktivitas juga
dikaitkan dengan kualitas output yang diukur berdasarkan beberapa standar yang
telah ditentukan sebelumnya. Kinerja suatu lembaga tidak terlepas dari kinerja
karyawannya. Begitu juga dengan pemerintah daerah, kinerjanya sangat ditentukan
oleh kinerja pegawai yang bekerja di pemerintah daerah yang bersangkutan.
Disamping faktor kepemimpinan, faktor motivasi yang akan
mempengaruhi kinerja pegawai yang dimiliki seseorang adalah merupakan potensi,
dimana seseorang belum tentu bersedia untuk mengerahkan segenap potensi yang
dimilikinya untuk mencapai hasil yang optimal, sehingga masih diperlukan adanya
pendorong agar seseorang pegawai mau menggunakan seluruh potensinya. Daya
dorong tersebut sering disebut motivasi. Melihat kenyataan tersebut, sudah
saatnya pimpinan dapat lebih banyak memberikan kesempatan kepada pegawai
mengembangkan sumber daya manusia agar lebih berprestasi dalam melaksanakan
tugas
Pelayanan, terlebih lagi dalam rangka otonomi daerah. Dengan
demikian kiranya perlu dirumuskan secara mendalam, usaha – usaha secara terpadu
dan berkesinambungan melalui penerapan analisis kepemimpinan dan motivasi
terhadap kinerja pegawai yang dikembangkan di lingkungan kerja.
Faktor internal seperti sumber daya manusia (SDM), kemampuan
pelayanan publik dan budaya intern birokrasi daerah merupakan pola suatu elemen
yang harus dipertimbangkan. Manajemen sumber daya manusia ini terasa semakin
sulit manakala pemerintah daerah dihadapkan pada situasi di mana daerah
menerima limpahan pegawai (mutasi) dari pemerintah pusat. Kemampuan pelayanan
public pemerintah daerah selama ini tampaknya masih jauh dari harapan
masyarakat.
2. Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah dari tulisan ini antara lain :
a.
Apa konsep kepemimpinan dan motivasi ?
b.
Bagaimana pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi kerja ?
3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari tulisan ini antara lain :
a. Mahasiswa dapat mengetahui
konsep-konsep kepemimpinan dan motivasi
b. Agar mengetahui pengaruh-pengaruh
kepemimpinan dalam memotivasi pegawai/bawahan.
c. Untuk mengetahui perilaku individu /
manusia / konsumen kelompo dan sistem teradap perilaku organisasi
d. Untuk mengetahui cara mendeterminasi
perilak manusia / konsumen agar dapat mempengaruhi pencapaian tujuan
4. Metode penulisan
Metode yang kami gunakan dalam
membuat makalah ini menggunakan metode dari via interrnet yakni dari website
google
BAB II
ANALISA PEMBAHASAN
1.
PENDAHULUAN
·
Definisi
Organisasi
pengertian organisasi merupakan
sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok, yang bekerjasama
untuk mencapai tujuan bersama, Organisasi adalah system kerjasama antara dua
orang atau lebih, atau organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk
pencapaian tujuan bersama, organisasi adalah struktur pembagian kerja dan
struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang
bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.
1. Organisasi Menurut Stoner
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan orang-orang
di bawah pengarahan manajer (pimpinan) untuk mengejar tujuan bersama.
2. Organisasi Menurut James D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk
mencapai tujuan bersama.
3. Organisasi Menurut Chester I. Bernard
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih.
- Pengertian / Definisi Organisasi Informal dan Organisasi
Formal
1. Organisasi Formal
Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih
yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar, serta dengan
hubungan kerja yang rasional. Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan
lain sebagainya.
2. Organisasi Informal
Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau
lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak
disadari. Contoh : Arisan ibu-ibu sekampung, belajar bersama anak-anak SD dan
lain-lain.
- Ciri – Ciri Organisasi
Kalau kita memperhatikan penjelasan di atas tentang
pengertian organisasi maka dapatlah di katakan bahwa setiap bentuk organisasi
akan mempunyai unsur-unsur tertentu, yang antara lain sebagai berikut:
1. Sebagai Wadah Atau Tempat Untuk Bekerja Sama
Organisasi adalah merupakan merupakan suatu wadah atau
tempat dimana orang-orang dapat bersama untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan tanpa adanya organisasi menjadi saat bagi orang-orang unutk
melaksanakan suatu kerja sama, sebab setiap orang tidak mengetahui bagaiman
cara bekerja sama tersebut akan dilaksankan. Pengertian tempat di sini dalam
ari yang konkrit, tetapi dalam arti yang abstrak, sehingga dengan demikian
tempat sini adalah dalam arti fungsi yaitu menampung atau mewadai keinginan
kerja sama beberapa orang untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam pengertian
umum, maka organisasi dapat berubah wadah sekumpulan orang-orang yang mempunyai
tujuan tertentu misalnya organisasi buruh, organisasi wanita, organisasi
mahasiswa dan sebagainya.
2. Proses kerja sama sedikitnya antar dua orang
Suatu organisasi, selain merupakan tempat kerja sama juga
merupaka proses kerja sama sedikitnya antar dua orang. Dalam praktek, jika
kerja sam atersebut di lakukan dengan banyak orang, maka organisasi itu di
susun harus lebih sempurna dengan kata lain proses kerja sama di lakukan dalam
suatu organisasi,mempunayi kemungkinan untuk di laksanakan dengan lebih baik
hal ini berarti tanpa suatu organisasi maka proses sama itu hanya bersifat
sementara, di mana hubungan antar kerja sama antara pihak-pihak bersangkutan
kurang dapat diatur dengan sebaik-baiknya.
3. Jelas tugas kedudukannya masing-masing
Dengan adanya organisasi maka tugas dan kedudukan
masing-masing orang atau pihak hubngan satu dengan yang lain akan dapat lebih
jelas, dengan demikian kesimpulan dobel pekerjaan dan sebagainya akan dapat di
hindarkan. Dengan kata lain tanpa orang yang baik mereka akan bingung tentang
apa tugas-tugasnya dan bagaimana hubungan antara yang satu dengan yang lain.
4. Ada tujuan tertentu
Betapa pentingnya kemampuan mengorganisasi bagi seorang
manajer. Suatu perencana yang kurang baik tetapi organisasinya baik akan
cendrung lebih baik hasilnya dari pada perencanaan yang baik tetapi organisasi
tidak baik.
- Unsur – Unsur Organisasi
Secara sederhana organisasi memiliki tiga unsur, yaitu ada
orang, ada kerjasama, dan ada tujuan bersama. Tiga unsur organisasi itu tidak
berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi saling kait atau saling berhubungan
sehingga merupakan suatu kesatuan yang utuh. Adapun unsur-unsur organisasi
secara terperinci adalah :
1. Man
Man (orang-orang), dalam kehidupan organisasi atau
ketatalembagaan sering disebut dengan istilah pegawai atau personnel. Pegawai
atau personnel terdiri dari semua anggota atau warga organisasi, yang menurut
fungsi dan tingkatannya terdiri dari unsur pimpinan (administrator) sebagai unsur
pimpinan tertinggi dalam organisasi, para manajer yang memimpin suatu unit
satuan kerja sesuai dengan fungsinya masing-masing dan para pekerja
(nonmanagement/workers). Semua itu secara bersama-sama merupakan kekuatan
manusiawi (man power) organisasi.
2. Kerjasama
Kerjasama merupakan suatu perbuatan bantu-membantu akan
suatu perbuatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan
bersama. Oleh karena itu, semua anggota atau semua warga yang menurut
tingkatan-tingkatannya dibedakan menjadi administrator, manajer, dan pekerja
(workers), secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power)
organisasi.
3. Tujuan Bersama
Tujuan merupakan arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan
menggambarkan tentang apa yang akan dicapai atau yang diharapkan. Tujuan
merupakan titik akhir tentang apa yang harus dikerjakan. Tujuan juga
menggambarkan tentang apa yang harus dicapai melalui prosedur, program, pola
(network), kebijaksanaan (policy), strategi, anggaran (budgeting), dan
peraturan-peraturan (regulation) yang telah ditetapkan.
4. Peralatan (Equipment)
Unsur yang keempat adalah peralatan atau equipment yang
terdiri dari semua sarana, berupa materi, mesin-mesin, uang, dan barang modal
lainnya (tanah, gedung/bangunan/kantor).
5. Lingkungan (Environment)
Faktor lingkungan misalnya keadaan sosial, budaya, ekonomi,
dan teknologi. Termasuk dalam unsur lingkungan, antara lain :
a. Kondisi atau situasi yang secara langsung maupun secara
tidak langsung berpengaruh terhadap daya gerak kehidupan organisasi, karena kondisi
atau situasi akan selalu mengalami perubahan.
b Tempat atau lokasi, sangat erat hubungannya dengan masalah
komunikasi dan transportasi yang harus dilakukan oleh organisasi.
c Wilayah operasi yang dijadikan sasaran kegiatan
organisasi. Wilayah operasi dibedakan menjadi : a). Wilayah kegiatan, yang
menyangkut jenis kegiatan atau macam kegiatan apa saja yang boleh dilakukan
sesuai dengan tujuan organisasi b). Wilayah jangkauan, atau wilayah geografis
atau wilayah teritorial, menyangkut wilayah atau daerah operasi organisasi. c).
Wilayah personil, menyangkut semua pihak (orang-orang, badan-badan) yang
mempunyai hubungan dan kepentingan dengan organisasi. d). Wilayah kewenangan
atau kekuasaan, menyangkut semua urusan, persoalan, kewajiban, tugas, tanggung
jawab dan kebijaksanaan yang harus dilakukan dalam batas-batas tertentu yang
tidak boleh dilampaui sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan dan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
6. Kekayaan Alam
Yang termasuk dalam kekayaan alam ini misalnya keadaan
iklim, udara, air, cuaca (geografi, hidrografi, geologi, klimatologi), flora
dan fauna.
·
Disiplin
Ilmu
Disiplin
ilmu adalah ilmu/pengetahuan yg kita dalami dan merupakan keahlian utama
kita...sifatnya lebih detail/spesifik bukan secara umum. Misalnya:
-
disiplin ilmu Ekonomi Makro => bukan ilmu Ekonomi sj tp lebih khusus/detail
ke Makro Ekonomi
- disiplin ilmu Garfika Komputer => banyak bidang dlm dunia komputer, misalnya Jaringan,Internet,Pemrograman,Grafika Komputer...sekali lagi...lebih spesifik.
- disiplin ilmu Garfika Komputer => banyak bidang dlm dunia komputer, misalnya Jaringan,Internet,Pemrograman,Grafika Komputer...sekali lagi...lebih spesifik.
·
Model
Dasar perilaku organisasi
Pasar organisasi terdiridarisemuaperorangan
danorganisasi yang membelibarang dengan tujuanuntukdiproseskembali,
dijualatau didstribusikan kembali. Organisasimerupakan
pasar bagibahanbaku, barangjadi, sukucadang, instalasi, perlatan,
perbekalandanjugajasa.
Produsenmembelibarangdanjasadengantujuanmeningkatkanpenjualan,
menekanbiayaataumemenuhituntutansosialdan
legal.Biladibandingkandenganpasarkonsumsi, pasarprodusenmelibatkan
jumlah pembeli yang lebihsedikit, denganskalapembelian yang
lebihbanyakdan yang secarageografislebihterpusat; jenispermintaannya
adalah "turunan" (derived demand) dan
relatifinelastis, serta lebihberfluktuasi; proses
pembeliannya jugalebih profesional.
2. PERILAKU INDIVIDU
Perilaku
individu dalam organisasi adalah bentuk interaksi antara karakteristik individu
dengan karakteristik organisasi. Setiap individu dalam organisasi, semuanya
akan berperilakuberbeda satu sama lain, dan perilakunya adalah ditentukan oleh
masing-masing lingkungannya yang memang berbeda. Individu membawa ke dalam
tatanan organisasi kemampuan,kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan dan
pengalaman masa lalunya. Karakteristik yang dipunyai individu ini akan
dibawanya manakala memasuki lingkungan baru yaitu oraganisasi atau yg lainnya.
Organisasi juga merupakan suatu lingkungan yang mem punyai karakteristik seperti
keteraturan yang diwujudkan dalam susunan hirarki, pekerjaan, tugas, wewenang,tanggung jawab, sistem
penggajian, sistem pengendalian, dan sebagainya.Dalam kaitan antara
individu dengan organisasi, maka ia membawa karakteristik individu ke dalam
organisasi, sehingga terjadilah interaksi antara karakteristik individu
dengankarakteristik organisasi. Interaksi keduanya mewujudkan perilaku individu
dalam organisasi.Perilaku individu juga dapat dipahami dengan mempelajari
karakteristik individu. Nimran dalamSopiah (2008) menjelaskan karakteristik
yang melekat pada individu terdiri dari ciri-ciribiografis, kepribadian,
persepsi dan sikap.
·
Perilaku Kelompok
Tahap Pembentukan (forming)
Memiliki karakteristik besarnya ketidakpastian atas
tujuan, struktur, dan kepemimpinan kelmpok tersebut. Para anggotanya “menguji
kedalam air” untuk menentukan jenis – jenis perilaku yang dapat diterima. Tahap
ini selesai ketika para anggotanya mulai menganggap diri mereka sebagai bagian
dari kelompok.
Tahap Timbulnya Konflik (Strorming)
Satu dari konflik intrakelompok. Para anggotanya
menerima keberadaan kelompok tersebut, tetapi terdapat penolakan terhadap
batasan – batasan yang diterapkan kelompok tersebut terhadap setiap individu.
Lebih jauh lagi, terdapat konflik atas siapa yang akan mengendalikan kelompok
tersebut. Ketika tahap ini selesai, terdapat sebuah hierarki yang relatif kelas
atas kepemimpinan dalam kelompok tersebut.
Tahap Normalisasi
Tahap ketiga ini adalah tahap di mana hubungan yang
dekat terbentuk dan kelompok tersebut menunjukkan kekohesifan. Dalam tahap ini
terdapat sebuah rasa yang kuat akan identitas kelompok dan persahabatan. Tahap
normalisasi (norming stage) ini selesai ketika struktur kelompok
tersebut menjadi solid dan kelompok telah mengasimilasi serangkaian ekspektasi
definisi yang benar atas perilaku anggota.
Tahap Performing (Berkinerja)
Pada titik ini struktur telah sepenuhnya fungsional
dan diterima. Energi kelompok telah berpindah dari saling mengenal dan
memahami menjadi mengerjakan tugas yang ada.
Tahap Adjourning Stage (Pembubaran)
Untuk kelompok –
kelompok kerja yang permanen, berkinerja adalah tahap terakhir dalam
perkembangan mereka. Tetapi, untuk komisi, tim, angkatan tugas sementara, dan
kelompok - kelompok kerja yang mempunyai tugas yang terbatas untuk
dilakukan, terdapat tahap pembubaran. Dalam tahap ini, kelompok tersebut
mempersiapkan diri untuk pembubarannya. Kinerja tugas yang tinggi tidak lagi
menjadi prioritas tertinggi kelompok. Sebagai gantinya, perhatian diarahkan
untuk menyelesaikan aktivitas – aktivitas. Respons dari anggota kelompok dalam
tahap ini bervariasi. Beberapa merasa gembira, bersenang – senang dalam
persahabatan dan pertemanan yang didapatkan selama kehidupan kelompok kerja
tersebut.
3. PENGORGANISASIAN DAN STRUKTUR ORGANISASI
·
Dimensi
Oganisasi
Empat
desain keputusan (pembagian kerja, pendelegasian kewenangan, pembagian
departemen, dan rentang kendali) menghasilkan struktur organisasi, Para
peneliti dan praktisi manajemen berusaha untuk mengembangan pemahaman mengenai
hubungan antar struktur dan kinerja, sikap, keefektifan, dan variabel lainnya.
Secara umum, gambaran mengenai struktur meliputi formalisasi, sentralisasi, dan
kerumitan.
·
Rentang
Kendali
Berapa orang jumlah
bawahan yang dapat dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer.
·
Struktur
Organisasi
Struktur Organisasi dapat
didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi
dikelola. Menunjukann kerangka dan susunan perwujudan diantara fungsi-fungsi,
bagian-bagian maupun orang-orang yang menunjukan kedudukan, tugas dan wewenang
dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.
Faktor-faktor struktur
organisasi
1. Strategi organisasi
untuk mencapai tujuannya.
2. Teknologi yang
digunakan.
3. Anggota dan
orang-orang yang terlibat dalam organisasi.
4. Ukuran organisasi.
Unsur-unsur Struktur
Organisasi
o
Spesialisasi kegiatan.
o
Standardisasi kegiatan.
o
Koordinasi kegiatan.
o
Sentralisasi dan
desentralisasi.
o
Ukuran satuan kerja.
4. KEPEMIMPINAN
·
Definisi
Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah
proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam
upaya mencapai tujuan organisasi.
·
Teori
Sifat
Teori ini bertolak dari
dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh
sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar
pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa
untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan
pribadi pemimpin.
Ciri-ciri ideal yang
perlu dimiliki pemimpin menurut Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah:
- pengetahuan umum yang
luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme,
fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan;
- sifat inkuisitif, rasa
tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan,
keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik,
kapasitas integratif;
- kemampuan untuk bertumbuh
dan berkembang, analitik, menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan
yang penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi secara efektif.
·
Teori
Perilaku
Dasar pemikiran teori ini
adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan
kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Dalam hal ini,
pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:
a. konsiderasi dan struktur inisiasi
Perilaku seorang pemimpin
yang cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri ramah tamah,mau berkonsultasi, mendukung,
membela, mendengarkan, menerima usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta
memperlakukannya setingkat dirinya.
b. berorientasi kepada bawahan dan produksi
Perilaku pemimpin yang
berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan
atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan
serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan
perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan penekanan
pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas
serta pencapaian tujuan.
Kecenderungan perilaku
pemimpin pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya
kepemimpinan (JAF.Stoner, 1978:442-443)
·
Gaya
Kepemimpnan
Istilah gaya secara kasar
adalah sama dengan cara yang digunakan pemimpin di dalam mempengaruhi para
pengikutnya. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh
seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain
seperti yang ia lihat
o
Gaya Kepemimpinan
Kontinum (Robert Tannenbaum dan Warren Schmidt)
o
Gaya Kepemimpinan
Managerial Grid (Robert R Blake dan Jane S Mouton)
o
Gaya Kepemimpinan Tiga
Dimensi dari Reddin
o
Gaya Kepemimpinan Empat
Sistem Manajemen dari Likert
5. MOTIVATION
·
Definisi
Motivasi
Motivasi adalah suatu
perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya
perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. (Mr. Donald : 1950).
Motivasi adalah usaha –
usaha untuk menyediakan kondisi – kondisi sehingga anak itu mau melakukan
sesuatu (Prof. Drs. Nasution : 1995).
·
Teori
Motivasi
Untuk memahami tentang
motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa teori tentang motivasi, antara lain
:
Teori Hierarki Kebutuhan
Maslow
Kebutuhan dapat
didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan yang dialami antara
satu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri. Apabila pegawai
kebutuhannya tidak terpenuhi maka pegawai tersebut akan menunjukkan perilaku
kecewa.
Abraham Maslow
(Mangkunegara, 2005) mengemukakan bahwa hierarki kebutuhan manusia adalah
sebagai berikut :
a.
Kebutuhan fisiologis,
yaitu kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan fisik, bernapas, seksual
b.
Kebutuhan ini merupakan
kebutuhan tingkat terendah atau disebut pula sebagai kebutuhan yang paling
dasar
c.
Kebutuhan rasa aman,
yaitu kebutuhan akan perlindungan diri dari ancaman, bahaya, pertentangan, dan
lingkungan hidup
d.
Kebutuhan untuk rasa
memiliki (sosial), yaitu kebutuhan untuk diterima oleh kelompok, berafiliasi,
berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai serta dicintai
e.
Kebutuhan akan harga
diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh orang lain
f.
Kebutuhan untuk
mengaktualisasikan diri, yaitu kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill dan
potensi. Kebutuhan untuk berpendapat dengan mengemukakan ide-ide, gagasan dan
kritik terhadap sesuatu
Teori Keadilan
Keadilan merupakan daya
penggerak yang memotivasi semangat kerja
seseorang, jadi perusahaan harus bertindak adil terhadap setiap karyawannya. Penilaian
dan pengakuan mengenai perilaku karyawan harus dilakukan secara obyektif. Teori
ini melihat perbandingan seseorang dengan orang lain sebagai referensi
berdasarkan input dan juga hasil atau kontribusi masing-masing karyawan
(Robbins, 2007).
Teori X dan Y
Douglas McGregor
mengemukakan pandangan nyata mengenai manusia. Pandangan pertama pada dasarnya
negative disebut teori X, dan yang kedua pada dasarnya positif disebut teori Y
(Robbins, 2007).
Teori Kebutuhan
McClelland
Teori kebutuhan McClelland dikemukakan
oleh David McClelland dan kawan-kawannya. Teori ini berfokus pada tiga
kebutuhan, yaitu (Robbins, 2007) :
a. Kebutuhan pencapaian
(need for achievement) : Dorongan untuk berprestasi dan mengungguli, mencapai
standar-standar, dan berusaha keras untuk berhasil.
b. Kebutuhan akan
kekuatan (need for pewer) : kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku
sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.
c. Kebutuhan hubungan
(need for affiliation) : Hasrat untuk hubungan antar pribadi yang ramah dan
akrab.
6. KOMUNIKASI
·
Azaz
Komunikasi
Asas-asas
organisasi adalah berbagai pedoman yang sejauh mungkin hendaknya dilaksanakan
agar diperoleh struktur organisasi yang baik dan aktivitas organisasi
dapat berjalan lancar.
Peran
dari asas-asas organisasi yaitu sebagai :
Pedoman
untuk membentuk struktur organisasi yang sehat dan efisien.
Pedoman
untuk melakukan kegiatan organisasi agar dapat berjalan lancar.
Asas
organisasi penting bagi manajemen sebagai dasar membantu melaksanakan fungsi
pengorganisasian terutama dalam menyusun struktur organisasi, dan dalam
menjamin pelaksanaan kegiatan organisasi yang lancar, efektif dan efisien. Bagi
pegawai atau pejabat organisasi asas-asas organisasi menjadi pegangan
bekerja/melaksanakan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan penuh
tanggungjawab sesuai dengan wewenang yang diberikan.
Beberapa
asas organisasi yang penting diperhatikan organisasi yaitu :
o
Perumusan tujuan dengan jelas
o
Departemenisasi
o
Pembagian kerja
o
Koordinasi
o
Pelimpahan wewenang
o
Rentangan kontrol
o
Jenjang organisasi
o
Kesatuan perintah
o
Fleksibilitas
o
Berkelangsungan
o
Keseimbangan
·
Saluran Komunikasi
Pola
Komunikasi
1. Saluran Komunikasi Formal
· Komunikasi
dari atas ke bawah
Dipakai untuk menyampaikan informasi, mengarahkan, mengkordinasi,
memotivasi, memimpin dan mengendalikan berbagai kegiatan dibawah.Menurut Katz
dan Kahn komunikasi kebawah punya 5 tujuan pokok:
v Memberikan pengarahan atau instruksi
kerja
v Memberi informasi tentang mengapa
suatu pekerjaan harus dilaksanakan
v Memberikan informasi mengenai
prosedur dan praktek organisasional
v Memberikan umpan balik pelaksanaan
kerja kepada karyawan
v Memberikan informasi tentang
aspek-aspek yang membantu organisasi menanamkan pengertian tentang tujuan yang
ingin dicapai
v Kelemahan: sensor atas informasi
penting kepada bawahan
· Komunikasi
dari bawah ke atas
- Pesan atau ide berasal dari bawahan dan bawahan terlibat langsung dalam pengambilan keputusan
- Manajer harus percaya penuh kepada bawahannya
- Kelemahan: bawahan menyampaikan informasi yang baik-baik saja
· Komunikasi
Horizontal
- Komunikasi antar manajer, antar sejawat atau antar karyawan
- Tujuan: melakukan persuasi, mempengaruhi dan memberikan informasi kepada bagian atau departemen yang memiliki kedudukan sejajar
- Bersifat koordinatif
- Penting bila tingkat ketergantungan antar divisi cukup besar.
· Komunikasi
Diagonal
- Melibatkan komunikasi antara dua tingkat organisasi yang berbeda
- Diterapkan pada organisasi yang terdapat keterkaitan dan ketergantungan yang besar pada setiap divisi
- Keuntungan
Keterbatasan
Komunikasi Formal
- Keterbatasan untuk masuk kedalam proses pengambilan keputusan
- Banyak jalur yang harus dilalui untuk dapat berkomunikasi secara langsung dengan manajer puncak
- Gagasan yang jitu dari bawah harus melalui manajer tingkat bawah lalu manajer tingkat menengah sebelum sampai ke manajer puncak.
- Distorsi pesan, setiap pesan yang mengalir dari atas maupun bawah memungkinkan adanya perubahan terhadap pesan aslinya.
2. Saluran
Komunikasi Informal
- Komunikasi informal cenderung luwes dan tidak ketat, seperti terjadi disaat-saat istirahat kerja dikantor.
- Garis atau kotak yang ada dalam organisasi tidak mampu mencegah orang-orang yang ada dalam organisasi untuk saling bertukar informasi antara satu dengan yang lain.
- Informasi bersifat umum seperti humor, keluarga, anak-anak, dunia olahraga, musik, acara film, TV maupun situasi kerja.
- Hambatan dalam komunikasi
Dalam
proses organisasi tidaklah selalu mulus, tentunya akan banyak terjadi
hambatan-hambatan pada perjalanananya. Hambatan yang sering muncul adalah
hambatan komunikasi, karena komunikasi adalah kunci utama dalam kesuksesan
organisasi mengingat banyaknya orang yang terlibat didalammnya. Hambatan
tersebut tentunya bukan menjadi suatu pengganjal dalam organisasi karena semua
hambatan pastinya dapat diselesaikan dengan baik dan tepat. Berikut ini adalah
macam-macam hambatan dalam organisasi yaitu :
Hambatan
dari Proses Komunikasi yaitu hambatan yang timbul dari ketidak jelasan
informasi yang akan disampaikan.
Hambatan
Fisik yaitu hambatan yang terjadi akibat ada gangguan cuaca, gangguan sinyal,
dsb
Hambatan
Semantik yaitu hambatan yang terjadi akibat pemahaman yang sedikit mengenai
bahasa dan istilah-istilah asing yang digunakan dalam informasi atau pesan
Hambatan
Psikologis yaitu hambatan yang berasal dari gangguan kondisi kejiwaaan dari si
pengirim pesan atau penerima pesan sengingga mengakibatkan informasi tersebut
mengalami perubahan
Hambatan
Manusiawi yaitu hambatan yang terjadi akibat tingkat emosi manusia yang tidak
menentu dalam menyikapi informasi atau pesan
Hambatan
Organisasional yaitu tingkat hirarkhi, wewenang manajerial dan spesialisasi
yaitu hambatan yang timbul akibat komunikasi dengan atasan atau bawahan
mengalami kendala seperti tingkat pemahaman terhadap suatu informasi yang
berbeda yang mengakibatkan sebuah hambatan.
Hambatan-hambatan
Antar Pribadi yaitu hambatan yang timbul antar pribadi didalam sebuah
organisasi, biasanya hambatan ini muncul karena adanya salah paham antar
pribadi yang menyangkut masalah tugas dan wewenang dari orang yang ada dalam
organisasi.
·
Komunikasi organisasi
Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang secara harafiah
berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantung. Di
antara para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada juga yang
menamakannya sarana.
Everet M. Rogers dalam bukunya Communication in Organization, mendefinisikan organisasi sebagai
suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan
bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas. Komunikasi
organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam
kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005).
Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri
dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di
dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan
dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan
surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui
secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada
anggotanya secara individual.
7.
NILAI, SIKAP DAN KEPUASAN KERJA
·
Nilai
Nilai berhubungan erat dengan sikap, dalam arti bahwa
nilai itu dapat digunakan sebagai suatu cara mengorganisasi sejumlah sikap.
Menurut Gibson et al. (1986)
pengertian nilai didefinisikan sebagai kumpulan dari perasaan senang dan tidak
senang, pandangan, keharusan, kecenderungan dalam diri orang, pendapat yang
rasional dan tidak rasional, prasangka dan pola asosiasi yang menentukan
pandangan seseorang tentang dunia. Sedangkan nilai menurut Robbin (2001) yaitu
keyakinan-keyakinan dasar bahwa suatu modus perilaku atau keadaan akhir dari
eksistensi yang khas lebih disukai secara pribadi atau sosial dibandingkan
suatu modus perilaku atau keadaan akhir eksistensi yang berlawanan.
Nilai mengandung suatu unsur pertimbangan dalam arti
nilai mengemban gagasan-gagasan seorang individu mengenai apa yang benar, baik
atau diinginkan. Nilai sangat pening untuk mempelajari perilaku keorganisasian,
karena nilai meletakkan dasar untuk memahami sikap dan motivasi serta karena
nilai mempengaruhi persepsi kita. Nilai yang kita anut sebagin besar
ditentukan oleh faktor genetik. Jadi nilai-nilai dari orang tua memainkan suatu
bagian yang penting dalam menjelaskan akan bagaimana nilai-nilai kita.
Selanjutnya nilai-nilai ditentukan oleh budaya, guru, teman dan
juga pengaruh lingkungan. Nilai-nilai yang dianut seseorang itu tidaklah tetap
tetapi apabila nilai-nilai yang dianut seseorang tersebut berubah, maka
perubahan itu sangat lambat. Sebagian besar nilai yang kita anut dibangun dalam
usia dini (bisa melalui orangtua, guru, teman dan lain-lain). Banyak hal
tentang apa yang benar dan salah dirumuskan dari pandangan yang dikemukakan
oleh orangtua kita. Ketika menjadi dewasa dan dihadapkan pada sistem nilai
lain, mungkin nilai yang kita punya bisa berubah. Menarik untuk disimak bahwa
nilai relatif stabil dan abadi. Hal ini merupakan hasil dari komponen genetik
dan cara bagaimana nilai tersebut dipelajari. Penanaman nilai dari orangtua
selalu memberitahukan mana perilaku yang diinginkan dan perilaku yang tidak
diinginkan. Pembelajaran nilai yang mutlak atau hitam putih inilah, bila
digabung dengan suatu yang cukup banyak dari faktor genetik yang kurang lebih
menjami kestabilan dan keabadian nilai-nilai tersebut
·
Sikap
Menurut Mitchell (1982) para ilmuwan
sosial umumnya sependapat bahwa sikap dapat dipandang sebagai predisposisi
untuk bereaksi dengan cara yang menyenangkan atau tidak terhadap obyek, orang,
konsep atau apa saja. Ada beberapa asumsi penting yang menjadi dasar dari
definisi diatas. Pertama, sikap berhubungan dengan perilaku. Berdasarkan
sikapnya terhadap sesuatu, seseorang cenderung untuk berperilaku
tertentu. Kedua, sikap terikat erat dengan perasaan orang dengan
suatu obyek. Sedangkan ketiga, sikap adalah konstruk yang bersifat hipotesis,
artinya konsekuensinya dapat diamati, akan tetapi sikap itu sendiri tidak dapat
diamati.
Pendapat yang lain menurut Gibson et al. (1986) mendefinisikan sikap
adalah kesiap-siapan mental, yang diorganisasi lewat pengalaman, yang mempunyai
pengaruh tertentu kepada tanggapan seseorang terhadap orang, obyek dan situasi
yang berhubungan dengannya. Definisi mengenai sikap ini mempunyai pengaruh
tertentu pada manajer. Pertama, sikap menentukan kecenderungan orang terhadap
segi tertentu dari dunia ini. Kedua, sikap memberikan dasar emosional bagi
hubungan interpersonal seseorang dan pengenalannya terhadap orang lain. Ketiga,
sikap diorganisasi dan dekat dengan inti kepribadian.
Pengertian sikap menurut Robbin (2001)
adalah pernyataan atau pertimbangan evaluatif (baik yang menguntungkan atau
tidak menguntungkan) mengenai obyek, orang atau peristiwa
Hal ini dapat dilihat pada 3 (tiga)
komponen dalam sikap yaitu :
- Pengertian (cognition) adalah segmen pendapat atau keyakinan akan suatu sikap. Bagian ini terdiri dari persepsi, pendapat, dan kepercayan orang. Bagian kognitif bertautan dengan proses berpikir, dengan tekanan khusus kepada rasionalitas dan logika.
- Keharuan (affect) adalah segmen emosional atau perasaan dari suatu sikap. Komponen ini dipelajari dari orang tua, guru, dan teman sejawat.
- Perilaku (behavior) adalah suatu maksud untuk berperilaku dengan suatu cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu. Komponen perilaku ini merupakapan komponen tindakan dari sikap. Cara seseorang bertindak menghadapi orang lain atau sesuatu barang dapat ramah, hangat, agresif, bermusuhan, apatis atau dengan sesuatu cara lain.
·
Kepuasan Kerja
Pendapat Robbin (2001) mendefinisikan kepuasan kerja
sebagai suatu sikap umum seorang individu terhadap perkerjaannya. Adapun
terdapat faktor-faktor yang sangat penting di dalam mendorong kepuasan kerja,
adalah sebagai berikut :
a. Kerja yang
secara mental menantang.
b. Ganjaran yang
bagus
c. Kondisi kerja
yang mendukung
d. Rekan sekerja
yang mendukung
e. Kesesuaian
antara kepribadian dan pekerjaan
8.
Kepribadian dan persepsi
·
Kepribadian
Kepribadian adalah sekumpulan cara
bagaimana seorang individu beraksi dan berinteraksi dengan orang lain.
Kepribadian merupakan determinan paling penting bagi individu, karena
kepribadian menentukan bagaimana seorang individu berpikir, berperilaku, dan berperasa
dalam berbagai macam situasi yang berbeda-beda. Ada beberapa faktor yang
dianggap berpengaruh terhadap kepribadian seseorang yaitu :
· Turunan (heredity). Faktor ini menyangkut segala sesuatu yang berhubungan
dengan keturunan, seperti bentuk fisik, turunan biologis, dan turunan
psikologis.
· Lingkungan (environmental). Faktor ini meliputi budaya tempat kita
dibesarkan, norma-norma keluarga, norma masyarakat, agama, dan kondisi sosial.
· Situasi (situation). Pada situasi yang berbeda orang akan cenderung
menampilkan aspek kepribadian yang berbeda pula.
Beberapa ilmuan mencoba
mengklasifikasikan kepribadian ke dalam pola-pola tertentu. Dua teori yang
paling populer yang mencoba mengklasifikasikan kepribadian adalah The Myers-Briggs Type Indicator dan The Big
Five Model.
The Myers-Briggs Type Indicator mengklasifikasikan
kepribadian ke dalam empat kriteria berlawanan yang akan membentuk 16 pola
kepribadian. Empat kriteria tersebut adalah :
· Introvert vs Extrovert (I-E)
· Sensing vs Intuitive (S-N)
· Thinking vs Feeling (T-F)
· Perceiving vs Judging (P-I)
The Big Five Model menjelaskan
ada lima dimensi yang mendasari kepribadian manusia. Lima dimensi tersebut
adalah :
· Extroversion adalah dimensi kepribadian yang mendeskripsikan seseorang sebagai orang
yang asertif.
· Agreebleness adalah dimensi kepribadian yang mendeskripsikan seseorang sebagai orang
yang kooperatif dan dapat dipercaya.
· Conscientiousness adalah dimensi kepribadian yang mendeskripsikan seseorang sebagai orang
yang bertanggung jawab, dapat diandalkan, dan teratur rapi.
· Emotional stability adalah dimensi kepribadian yang mendeskripsikan kepribadian yang
mendeskripsikan ketahanan seseorang terhadap tekanan atau stres.
· Openess to experience adalah dimensi kepribadian yang mendeskripsikan seseorang sebagai orang
yang sensitif, imajinatif, dan penuh rasa ingin tahu.
·
Persepsi
Persepsi adalah suatu proses yang ditempuh individu-individu untuk
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada
lingkungan. Namun apa yang merupakan persepsi seseorang dapat berbeda dari
kenyataan yang objektif. Karena perilaku orang didasarkan pada persepsi mereka
akan realitas, dan bukan pada realitas itu sendiri, maka persepsi sangat
penting pula dipelajari dalam perilaku organisasi. Menurut Robbins dan Judge
(2009), persepsi (perception) diartikan sebagai cara individu menganalisis dan
mengartikan pengamatan indrawi mereka dengan tujuan untuk memberikan makna
terhadap lingkungan sekitar mereka. Seorang individu akan memandang segala
sesuatu dengan persepsi mereka sendiri yang mungkin saja berbeda dengan
persepsi orang lain. Mengapa
persepsi itu penting dalam studi perilaku organisasi, karena dari perilaku
individu inilah persepsi mendasari cara pandang mereka dalam menghadapi
kenyataan hidup, dalam melakukan proses aktifitas atau kegiatan untuk mencapai
tujuan yang akan memberikan hasil yang terbaik sesuai dengan harapan mereka.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
persepsi, yaitu :
- Pelaku persepsi : penafsiran seorang individu pada suatu objek yang dilihatnya akan sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadinya sendiri, diantaranya sikap, motif, kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu, dan pengharapan. Kebutuhan atau motif yang tidak dipuaskan akan merangsang individu dan mempunyai pengaruh yang kuat pada persepsi mereka. Contoh-contoh seperti seorang tukang rias akan lebih memperhatikan kesempurnaan riasan orang daripada seorang tukang masak, seorang yang disibukkan dengan masalah pribadi akan sulit mencurahkan perhatian untuk orang lain, dls, menunjukkan bahwa kita dipengaruhi oleh kepentingan/minat kita. Sama halnya dengan ketertarikan kita untuk memperhatikan hal-hal baru, dan persepsi kita mengenai orang-orang tanpa memperdulikan ciri-ciri mereka yang sebenarnya.
- Target : Gerakan, bunyi, ukuran, dan atribut-atribut lain dari target akan membentuk cara kita memandangnya. Misalnya saja suatu gambar dapat dilihat dari berbagai sudut pandang oleh orang yang berbeda. Selain itu, objek yang berdekatan akan dipersepsikan secara bersama-sama pula. Contohnya adalah kecelakaan dua kali dalam arena ice skating dalam seminggu dapat membuat kita mempersepsikan ice skating sebagai olah raga yang berbahaya. Contoh lainnya adalah suku atau jenis kelamin yang sama, cenderung dipersepsikan memiliki karakteristik yang sama atau serupa.
- Situasi : Situasi juga berpengaruh bagi persepsi kita. Misalnya saja, seorang wanita yang berparas lumayan mungkin tidak akan terlalu ‘terlihat’ oleh laki-laki bila ia berada di mall, namun jika ia berada dipasar, kemungkinannya sangat besar bahwa para lelaki akan memandangnya.
9.
IMBALAN, HUKUMAN DAN DISIPLIN
·
Imbalan
Imbalan atau kompensasi adalah faktor
penting yang mempengaruhi bagaimana dan mengapa orang-orang bekerja pada suatu
organisasi dan bukan pada organisasi yang lainnya. Perusahaan harus cukup
kompetitif dengan beberapa jenis kompensasi untuk mempekerjakan,
mempertahankan, dan memberi imbalan terhadap kinerja setiap individu di dalam
organisasi. Sistem kompensasi dalam organisasi harus dihubungkan dengan dengan
tujuan dan strategi organisasi serta keseimbangan antara keuntungan dan biaya
pengusaha dengan harapan dari karyawan.
Program kompensasi dalam organisasi
harus memiliki empat tujuan, antara lain :
(1) terpenuhinya sisi legal, dengan
segala peraturan dan hukum yang sesuai
(2) efektifitas biaya untuk
organisasi
(3) keseimbangan indivdual,
internal, eksternal untuk seluruh karyawan
(4) peningkatan keberhasilan kinerja
organisasi.
Mondy dan Noe (1993: 320) kompensasi
dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kompensasi finansial dan kompensasi non
finansial. Kompensasi finansial terdiri dari kompensasi finansial
langsung (direct financial
compensation) dan kompensasi finansial tidak langsung (indirect financial compensation).
Hal ini penting dilakukan karena
tujuan memberi imbalan pada dasarnya adalah memotivasi anggota organisasi,
membuat kerasan pekerja yang sudah ada, dan menarik orang yang berkualitas
masuk dalam organisasi.
* Memotivasi anggota organisasi
Sistem
imbalan yang dirancang oleh suatu organisasi harus mampu memacu motivasi kerja
dari anggota organisasi agar berprestasi pada tingkat yang tinggi. Untuk itu
imbalan yang dibentuk oleh organisasi harus memiliki nilai di mata organisasi.
* Membuat kerasan pekerja yang sudah ada
Sistem imbalan yang dibuat oleh
suatu organisasi ditujukan unutk mempertahankan perkerja yang sudah ada
terutama perkerja yang berkualitas agar mereka kerasan berkerja dan tidak mudah
tertarik untuk pindah ke organisasi yang lainya.
* Untuk menaci orang-orang yang berkualitas
Kemajuan suatu organisasi ditentukan
oleh kualitas orang-orang yang ada didalamnya. Organisasi harus mampu menarik
orang-orang yang berkualitas agar mereka tertarik untuk masuk kedalam
organisasi. Salah satu daya tarik seseorang masuk bergabung ke dalam suatu
organisasi adalah sistem imbalan yang dibentuk dan diterapkan oleh organisasi
tersebut.
·
Hukuman
Hukuman adalah suatu konsekuensi yang tidak menyenangkan terhadap
suatu respons perilaku tertentu dengan tujuan untuk memperlemah perilaku
tersebut dan mengurangi frekuensi perilaku yang berikutnya.
Ada
tiga fungsi penting dari hukuman yang berperan besar bagi pembentukan tingkah
laku yang diharapkan:
- Membatasi perilaku. Hukuman menghalangi terjadinya pengulangan tingkah laku yang tidak diharapkan.
- Bersifat mendidik.
- Memperkuat motivasi untuk menghindarkan diri dari tingkah laku yang tidak diharapkan.
Tujuan dari hukuman, alasan menentang penggunaan hukuman:
pertama, tujuan hukuman diasumsikan untuk mengurangi terjadinya perillaku yang
mejai sebab dihukum. Tetapi kalau cukup keras dan diterapkan melebihi rentang
waktu tertentu, hal ini juga menekan timbulnya prilaku yang diinginkan. Kedua,
beberapa mengansumsikan bahwa penggunaan hukuman akan menghasilkan akibat lain
yang tidak diinginkan (seperti: kekawatiran, agresifitas,). Mereka yang dihukum
mungkin mencoba lari atau menghindar (seperti membols keluar) atau menunjukkan
sikap permusuhan seperti sabotase terhdap manajemen. Ketiga akibat hukuman yang
hanya bersifat sementara seksli ancaman hukuman hlang respon yang tidak
diinginkan akan kembali muncul. Jadi ancaman hukuman harus selalu ada atau
digunakan. Hukuman bias memberikan hasilnya hal ini dapat menghasilkan
penguat yang positif bagi manajer untuk melanjutkan penggunaannya. Keempat,
mealui pengamatan hukuman dapat menghasilakn respon negative dari rekan kerja
dari orang yang dihukum.
Beberapa
kondisi penyampaian hukuman dapat membuat penggunanya menjadi memungkinkan dan
lebih efektif.
*
Waktu
Waktu
untuk menyampaikan hukuman penelitian menyarankan bahwa evektifitas hukuman
meningkat bila kondisi menekan diberikan seegera sesudah respons yang harus
dihukum.
*Intensitas
Hukuman
mencapai efektifitas terbesar bila stimulus yang menentang relative intens.
Implikasi ondisi ini akan menjadi efektif, hukuman harus mendapat perhatian
segera dari orang yang dihukum.
*
Jadwal
Akibat
hukuman tergantung dari jadual penghukuman. Hukuman bias disampaikan setelah
setiap respon yang jelek atau sesudah sejumlah respon jelek terjadi.
* Klarifikasi
Kesadaran
memainkan peran yang penting dalam penyampaian hukuman. Memberikan alasan yang
jelas tidak mendua dan memperhatikan konsekuensi masa datang bila respons
berulang akan efektif. Penekanan pada orang dengan respons spesifik merupakan
tanggung jawab bagi tindakan manajer terutama menginformasikan pada orang
bersangkutan apa yang secara tepat tidak perlu dilakukan.
·
Disiplin Preventif
Disiplin
preventif adalah disiplin yang ditujukan untuk mendorong
pegawai
agar berdisplin diri dengan mentaati dan mengikuti berbagai standar dan
peraturan yang telah ditetapkan. Menurut
T. Hani Handoko Disiplin preventif
adalah kegiatan yang dilakukan untuk mendorong para karyawan agar mengikuti
berbagai standard an aturan sehingga penyelewengan- penyelewengan dapat
dicegah.
·
Disiplin Korektif
Disiplin
korektif merupakan disiplin yang dimaksudkan untuk menangani pelanggaran terhadap
aturan-aturan yang berlaku dan memperbaikinya untuk masa yang akan datang. Hal
ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Prabu Mangkunegara bahwa Disiplin
korektif adalah suatu upaya untuk menggerakan pegawai dalam menyatukan suatu
peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman
yang berlaku dalam perusahaan.
Gilbert
W. Fairholm mendefinisikan kekuasaan sebagai “... kemampuan individu untuk
mencapai tujuannya saat berhubungan dengan orang lain, bahkan ketika dihadapkan
pada penolakan mereka.” Fairholm lalu merinci sejumlah gagasan penting dalam
penggunaan kekuasaan secara sistematik dengan menakankan bahwa kapasitas
personal-lah yang membuat pengguna kekuasaan bisa melakukan persaingan dengan
orang lain.
10. KEKUASAAN DAN POLITIK
·
Definisi Kekuasaan
Kekuasaan
(power) adalah kemampuan yang dimiliki seseorang atau kelompok untuk
mempengaruhi individu lain ataupun kelompok lain. Kekuasaan yang dimiliki
seseorang akan menempatkan orang tersebut dalam suatu kedudukan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan orang lain yang dipengaruhinya
·
Sumber Kekuasaan
Sumber
kekuasaan biasanya dibagi menjadi dua kelompok besar (Robbins dan Judge,2007),
yaitu:
1.
Sumber kekuasaan antar individu (interpersonal sources of power).
a)
Kekuasaan Formal (Formal Power) adalah kekuasaan yang didasarkan pada posisi
individual dalam suatu organisasi. Kekuasaan ini dapat berasal dari:
i)
Kemampuan untuk memaksa (coercive power),
ii)
Kemampuan untuk memberi imbalan (reward power)
iii)
Kekuatan formal (legitimate power).
b)
Kekuasaan Personal (Personal Power) adalah kekuasaan yang berasal dari
karakteristik unik yang dimiliki seorang individu. Kekuasaan ini dapat berasal
dari:
i)
Kekuasaan karena dianggap ahli (Expert Power)
ii)
Kekuasaan karena dijadikan contoh (Referent Power)
2.
Sumber kekuasaan struktural (structural sources of power). Kekuasaan ini juga
dikenal dengan istilah inter-group atau inter-departmental power yang merupakan
sumber kekuasaan kelompok.
Sumber
Kekuasaan Antar Individu
Pada
paragrap berikut, penulis akan membahas pengertian masing-masing kekuasaan yang
telah disebutkan (Hughes et all, 2009):
Kekuasaan Memaksa (Coercive Power).
Kekuasaan
ini timbul pada diri seseorang karena ia memiliki kemampuan untuk memberikan
hukuman (akibat negatif) atau meniadakan kejadian yang positif terhadap orang
lain.
Kekuasaan Memberi Imbalan (Reward
Power).
Kekuasaan
ini timbul pada diri seseorang karena ia memiliki kemampuan untuk mengendalikan
sumber-daya yang dapat mempengaruhi orang lain, misalnya ia dapat menaikkan
jabatan, memberikan bonus, menaikkan gaji, atau hal-hal positif lainnya.
Kekuasaan Resmi (Legitimate Power).
Kekuasaan
ini timbul pada diri seseorang karena ia memiliki posisi sebaga pejabat pada
struktur organisasi formal. Orang ini memiliki kekuasaan resmi untuk
mengendalikan dan menggunakan sumber-daya yang ada dalam organisasi.
Kekuasaannya meliputi kekuatan untuk memaksa dan memberi imbalan Anggota
organisasi biasanya akan mendengarkan dan melaksanakan apa yang dikatakan oleh
pemimpinnya, karena ia memiliki kekuasaan formal dalam organisasi yang
dipimpinnya.
Kekuasaan karena Ahli (Expert
Power).
Kekuasaan
ini timbul pada diri seseorang karena ia memiliki keahlian, ketrampilan atau
pengetahuan khusus dalam bidangnya. Misalnya seorang ahli computer yang bekerja
pada sebuah perusahaan, atau seorang karyawan yang memiliki kemampuan
menggunakan 2 atau 3 bahasa internasional, akan memiliki expert power karena
sangat dibutuhkan oleh perusahaannya.
Kekuasaan karena pantas dijadikan
contoh (Referent Power).
Kekuasaan
ini timbul pada diri seseorang karena ia memiliki sumber-daya, kepribadian yang
menarik, atau karisma tertentu.
·
Definisi Politik
Politik (dari bahasa Yunani:
politikos, yang berartidari, untuk, atau yang berkaitandenganwarganegara),
adalahprosespembentukan
dan pembagian kekuasaan
dalam masyarakat yang
antara lain berwujud proses pembuatankeputusan,
khususnya dalam negara.[1]
Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi
yang berbeda mengenai hakikatpolitik
yang dikenal dalam ilmu
politik.
Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih
kekuasaan secara konstitusional
maupun non konstitusional.
Di samping itu politik juga dapat ditilik
dari sudut pandang berbeda, yaitu antara lain:
- politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles)
- politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara
- politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di masyarakat
- politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik.
Dalam konteks memahami politik perlu dipahami beberapa kunci, antara lain: kekuasaan politik, legitimasi,
sistem politik, perilaku politik, partisipasi politik,
proses politik, dan juga tidak kalah pentingnya untuk mengetahui seluk beluk tentang partai politik.
·
Perilaku Politik
Perilaku
politik atau (Inggris:Politic Behaviour)adalah perilaku yang dilakukan oleh
insan/individu atau kelompok guna memenuhi hak dan kewajibannya sebagai insan
politik.Seorang individu/kelompok diwajibkan oleh negara untuk melakukan hak
dan kewajibannya guna melakukan perilaku politik adapun yang dimaksud dengan perilaku
politik contohnya adalah:
- Melakukan pemilihan untuk memilih wakil rakyat / pemimpin
- Mengikuti dan berhak menjadi insan politik yang mengikuti suatu partai politik atau parpol , mengikuti ormas atau organisasi masyarakat atau lsm lembaga swadaya masyarakat
- Ikut serta dalam pesta politik
- Ikut mengkritik atau menurunkan para pelaku politik yang berotoritas
- Berhak untuk menjadi pimpinan politik
- Berkewajiban untuk melakukan hak dan kewajibannya sebagai insan politik guna melakukan perilaku politik yang telah disusun secara baik oleh undang-undang dasar dan perundangan hukum yang berlaku
Dalam mendefinisikan pembangunan politik, kita melihat tiga
unsur secara sederhana ditemukan menurut Pye, yang pertama adalah
menghubungkan pembangunan politik terhadap pembangunan sosial ekonomi. Dalam
hal ini, pembangunan sosial ekonomi mempunyai kaitan yang erat dengan politik. Yang
kedua, adalah kaitan antara pembangunan politik dengan organisasi dan
struktur politik. Dalam hal ini kita melihat secara jelas bahwa organisasi
politik dalam hal ini adalah pemerintah atau yang berkuasa mempunyai
keterlibatan yang sangat erat dengan pembangunan politik yang mengacu atau
mengarah kepada pembangunan bangsa dan negara, mulai dari birokrasi, pelayanan
publik, sampai kepada struktur administratif. Dan yang ketiga adalah
pembangunan politik yang dikaitkan dengan nilai-nilai dari politik. Maksudnya
disini adalah bahwa pembangunan politik dilihat dari unsur-unsur,
hakikat-hakikat, atau nilai-nilai dari politik itu sendiri. Seperti contoh
pembangunan politik melalaui demokrasi, melalui pengerahan massa, melalui
kekuasaan, dll.
Dari
ketiga dasar definisi pembangunan politik diatas, saya berkesimpulan bahwa
pembangunan politik adalah sebuah upaya meningkatkan nilai-nilai positif pada
sebuah negara dalam berbagai aspek politik. Baik itu
melalui sudut pandang sosial ekonomi yang menitik beratkan pembangunan politik
yang merata, dalam hal ini ekonomi dan sosial melihat adanya kesejahteraan pada
rakyat dan juga pemerintah.
11. KONFLIK DAN NEGOSIASI
·
Definisi Konflik
defines Konflik
adalah adanya pertentangan yang timbul di dalam seseorang (masalah intern)
maupun dengan orang lain (masalah ekstern) yang ada di sekitarnya. Konflik
dapat berupad perselisihan (disagreement), adanya keteganyan (the
presence of tension), atau munculnya kesulitan-kesulitan lain di antara dua
pihak atau lebih. Konflik sering menimbulkan sikap oposisi antar kedua belah
pihak, sampai kepada mana pihak-pihak yang terlibat memandang satu sama lain
sebagai pengahalang dan pengganggu tercapainya kebutuhan dan tujuan
masing-masing.
Substantive conflicts merupakan perselisihan yang berkaitan dengan tujuan kelompok,pengalokasian sumber dalam suatu organisasi, distrubusi kebijaksanaan serta prosedur serta pembagaian jabatan pekerjaan.
Emotional conflicts terjadi akibat adanya perasaan marah, tidak percaya, tidak simpatik, takut dan penolakan, serta adanya pertantangan antar pribadi (personality clashes).
Dalam sebuah organisasi, pekerjaan individual maupun sekelompok pekerja saling berkait dengan pekerjaan pihak-pihak lain. Ketika suatu konflik muncul di dalam sebuah organisasi, penyebabnya selalu diidentifikasikan dengan komunikasi yang tidak efektif yang menjadi kambing hitam.
Substantive conflicts merupakan perselisihan yang berkaitan dengan tujuan kelompok,pengalokasian sumber dalam suatu organisasi, distrubusi kebijaksanaan serta prosedur serta pembagaian jabatan pekerjaan.
Emotional conflicts terjadi akibat adanya perasaan marah, tidak percaya, tidak simpatik, takut dan penolakan, serta adanya pertantangan antar pribadi (personality clashes).
Dalam sebuah organisasi, pekerjaan individual maupun sekelompok pekerja saling berkait dengan pekerjaan pihak-pihak lain. Ketika suatu konflik muncul di dalam sebuah organisasi, penyebabnya selalu diidentifikasikan dengan komunikasi yang tidak efektif yang menjadi kambing hitam.
Berikut
ini beberapa kriteria yang mungkin sangat berguna jika seorang wirausahawan
ingin mengevaluasi pemecahan masalah yang diusulkan.
- Apakah pemecahan masalah itu dapat diterapkan dengan baik?
- Apakah pemecahan itu sudah logis?
- Apakah persoalan-persoalan tambahan yang timbul dapat diselesaikan dengan baik?
Permasalahan yang dihadapi oleh oleh para wirausahawan hendaknya
aktual dan menarik serta mengandung beberapa kemungkinan tindakan, di antara
beberapa alternatif pemecahan masalah, salah satunya cara penerapan Teori Dewey
tentang berpikir positif, bahwa seorang wirausahawan hendaknya:
- tidak merasa bimbang, bingung, dan kesulitan;
- merumuskan masalah yang ingin dipecahkan untuk mengatasi kebimbangan tersebut;
- menguji hipotesis dengan mengumpulkan data faktual sebagai usaha menemukan cara pemecahan masalah;
- mengembangkan ide untuk memperoleh pemecahan terbaik;
- mengambil kesimpulan yang didukung oleh fakta yang valid.
·
Pendekatan
Perbedaan
antara pendekatan kardinal dan ordinal adalah:
Dilihat dari pengertian:
Pendekatan
Ordinal:
Pendekatan ini menyebutkan bahwa tingkat kepuasan
konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang tidak dapat diukur dengan satu satuan
tetapi hanya bisa dibandingkan (tidak dapat dikuantitatifkan). Dalam pendekatan
ordinal, cara membandingkan kepuasan konsumen dengan menggunakan konsep
Pendekatan Kurva Indeferen / IC.
Sedangkan Pendekatan Kardinal adalah daya guna
dapat diukur dengan satuan uang atau utilitas, dan tinggi rendahnya nilai atau
daya guna tergantung kepada subyek yang menilai.
- · Dilihat dari asumsi/landasan dasarnya:
1.
Pendekatan kardinal , asumsi(landasan) dasarnya:
a) Kepuasan konsumsi dapat diukur dengan
satuan ukur.
b) Makin banyak barang dikonsumsi makin
besar kepuasan.
c) Terjadi hukum The law of deminishing
Marginal Utility pada tambahan kepuasan setiap satu satuan. Setiap tambahan
kepuasan yang diperoleh dari setiap unit tambahan konsumsi semakin kecil. (
Mula – mula kepuasan akan naik sampai dengan titik tertentu atau tambahan
kepuasan akan semakin turun ). Hukum ini menyebabkan terjadinya Downward
sloping Marginal Utility curva (bentuk kurva miring kebawah). Tingkat kepuasan
yang semakin menurun ini dikenal dengan hukum Gossen.
d) Tambahan kepuasan untuk tambahan konsumsi
1 unit barang bisa dihargai dengan uang, sehingga makin besar kepuasan makin
mahal harganya. Jika konsumen memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka dia
akan mau membayar mahal, sebaliknya jika kepuasan yang dirasakan konsumen redah
maka dia hanya akan mau membayar dengan harga murah.
Pendekatan kardinal biasa disebut sebagai Daya
guna marginal.
Asumsi
seorang konsumen :
Konsumen
harus rasional yaitu menginginkan kepuasan maksimal.
Konsumen
punya preferensi jelas akan barang dan jasa
Terdapat
kendala anggaran
2.
Pendekatan Ordinal
Mendasarkan pada asumsi bahwa kepuasan tidak
bisa dikuantitatifkan dan antara satu konsumen dengan konsumen yang lain akan
mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda dalam mengkonsumsi barang dalam jumlah
dan jenis yang sama. Oleh karena itu kemudian muncul pendekatan ordinary yang
menunjukkan tingkat kepuasan mengkonsumsi barang dalam model kurva indifferent.
Pendekatan ordinal berdasarkan pembandingan sesuatu barang dengan barang yang
lain, lalu memberikan urutan dari hasil pembandingan tersebut. Contoh
penggunaan metode ordinal antara lain dalam suatu lomba atau kejuaraan,
pengukuran indeks prestasi dan pengukuran yang sifatnya kualitatatif misalnya
bagus, sangat bagus, paling bagus.
Dalam
teori perilaku konsumen dengan pendekatan ordinal asumsi dasar seorang konsumen
adalah :
---Konsumen
rasional, mempunyai skala preferensi dan mampu merangking kebutuhan yang dimilikinya.
---Kepuasan
konsumen dapat diurutkan, ordering.
---Konsumen
lebih menyukai yang lebih banyak dibandingkan lebih sedikit, artinya semakin
banyak barang yang dikonsumsi menunjukkan semakin tingginya tingkat kepuasan
yang dimilikinya.
Pendekatan
ordinal membutuhkan tolok ukur pembanding yang disebut dengan indeferent kurve.
Kurva Indeferent adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara dua jenis
barang di mana konsumen mendapatkan kepuasan yang sama (indiferen) pada
tiap-tiap titik kombinasi kuantitas (Q) kedua jenis tersebut. Kurva indiferen
mengasumsikan bahwa banyak lebih disukai daripada sedikit. Kurva ini akan
cembung dari biasanya.
·
Kerugian Dan Manfaat Konflik
Keuntungan
Konflik Dalam tulisan ini saya akan memaparkan mengenai keuntungan konflik,
mungkin dari kalian menggangap bahwa mana ada konflik yang mendapatkan
keuntungan bahkan mungkin ada yang berangapan bahwa konfilik itu tidak ada
untungnya dan lebih banyak yang merugikan. Memang benar konflik itu tidak ada
yang menguntungkan bahkan banyak yang merugikannya daripada keuntungan yang
didapatkan.Namun jangan salah dulu bahwa konflik itu juga menguntungkan bagi
pihak yang berkonflik. Pengertian konflik Konflik berasal dari kata kerja Latin
configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan
sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok)
dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.Konflik dilatarbelakangi oleh
perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi.
perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik,
kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan
dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan
situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang
tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat
lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu
sendiri.Dari Pengertian diatas sudah jelas kerugian yang di akibatkan oleh
konflik itu sendiri.Dari pada bertele-tele dalam tulisan ini, saya langsung
saja mengungkapkan keuntungan konflik itu sendiri: Memperkuat Ikatan
In-groupdengan adanya konflik antara satu kelompok dengan kelompok yang
lainnya, justru akan mendapatkan hal yang positif dalam kelompok
tersebut.Dengan konflik atau perseteruan dengan kelompok lain justru akan
menyatukan orang-orang yang ada dalam kelompok tersebut yang dulunya dalam kelompok
tersebut mengalami perpecahan, namun dengan adanya konflik dan menjaga
identitas in-grup tersebut maka mereka akan bersatu, saya ambil contoh agama,
suku, dan negara.Identitas Struktur In-grupnyaDengan adanya konflik dalam hal
ini konflik dalam tubuh grup tersebut akan merubah struktur organisasi grup
tersebut dan berusaha untuk memperbaiki struktur grup tersebut agar sesuai
dengan hal-hal yang di inginkan, dan dalam hal ini grup juga akan menyatakan
identitas grupnya dalam hal pemecahan permasalahan yang ada dalam grup
tersebut. Mengalami Perubahan dalam In-grupDengan adanya konfilk antara
orang-orang dalam grup tersebut maupun dengan orang yang di luar grup
(out-grup) tersebut, justru akan memberikan perubahan dalam grub itu baik itu
sistem, cara pandang grupnya maupun hal-hal yang lainnya untuk perkembangan dan
kemajuan grupnya (harapan). Saya ambil contoh konflik dalam suatu negara
biasanya konflik ini terjadi karena sebagian besar rakyatnya maupun golongan
orang-orang yang ada dalam negara tersebut tidak puas dengan situasi yang ada
dalam negara tersebut, sehingga membuat mereka melakukan gerakan-gerakan yang
berdampak terjadinya kerusuhan menuntuk perubahan dalam negara tersebut.
Terkadang hal ini bisa berhasil tapi tidak menuntut kemungkinan juga bisa
gagal, coba kalian tengok kembali sejarah. Katup Penyelamat
(Safety-valve)Maksudnya adalah terkadang konflik yang terjadi akan menjadi
penyelamat bagi organisasi, negara, suku, agama maupun kelompok lainnya untuk
berubah kearah yang diharapkan, dan jika hal tersebut juga telah melenceng dari
tujuan utama maka cara yang ditempuh untuk memperbaikinya dengan cara konflik.
·
Pengendalian
Konflik
Konflik
tidak akan terjadi apabila masyarakat dapat dikendalikan dengan baik, sehingga
kerugian akibat dari konflik dapat ditekan sedemikian rupa.
a.
Konsiliasi
Merupakan bentuk pengendalian konflik sosial yang utama. Pengendalian ini
terwujud melalui lembaga tertentu yang memungkinkan tumbuhnya pola diskusi dan
pengambilan keputusan. Pada umumnya, bentuk konsiliasi terjadi pada masyarakat
politik. Lembaga parlementer yang di dalamnya terdapat berbagai kelompok
kepentingan akan menimbulkan pertentangan-pertentangan. Untuk
menyelesaikan permasalahan ini, biasanya lembaga ini melakukan pertemuan untuk
jalan damai.
b.
Mediasi
Merupakan
pengendalian konflik yang dilakukan dengan cara membuat konsensus di antara dua
pihak yang bertikai untuk mencari pihak ketiga yang berkedudukan netral sebagai
mediator dalam penyelesaian konflik. Pengendalian ini sangat berjalan efektif
dan mampu menjadi pengendalian konflik yang selalu digunakan oleh masyarakat.
Misalnya pada konflik berbau sara di Poso, dimana pemerintah menjadi mediator
menyelesaikan konflik tersebut tanpa memihak satu sama lainnya.
c.
Arbitrasi
Merupakan pengendalian konflik yang
dilakukan dengan cara kedua belah pihak yang bertentangan bersepakat untuk
menerima atau terpaksa hadirnya pihak ketiga yang memberikan keputusan untuk
menyelesaikan konflik. Ketiga jenis pengendalian konflik ini memiliki daya kemampuan
untuk mengurangi atau menghindari kemungkinan terjadinya ledakan sosial dalam
masyarakat.
·
Negosiasi
Negosiasi
adalah proses tawar-menawar dengan cara perundingan untuk memberi atau
menerima, guna mencapai kesepakatan bersama tentang suatu hal yang mrnjadi
kepenting bagi masing-masing pihak, baik perorangan maupun kelompok atau
organisasai.
Bagi penjual negosiasi adalah salah satu kegiatan komunikasi bisnis selain kegiatan promosi yang sangat menunjang keberhasilannya. Untukn dapat menyelesaikan negosiasi dengan baik dibutuhkan sifat-sifat yang menunjang yang harus dimiliki oleh seorang negosiastor, yaitu:
1. Pantang menyerah
2. Berpengaruh dan beribawa
3. Memiliki tujuan yang pasti dalam bernegosiasi
4. Peka terhadap lingkungan dan berdaya konsentrasi tinggi
5. Banyak medengar, perhatian dengan pembicara dan informasi dari pihak lawan
6. Ulet, pandai, dan memiliki ambisi yang besar untuk memenangkn negosiasi
7. Bersifat ekonomis, selalu mencari konsesi yang tidak mahal untuk ditukar dengan hal lain yang lebih berharga.
Adapun ciri-ciri proses komunikasi dalam negosiasi sebagai berikut:
1. Melibatkan dua pihak, yaitu penjual dan pembeli
2. Adanya kesamaan tema masalah yang dinegosiasikan
3. Adanya kerjasama dari kedua belah pihak tersebut
4. Bertujuan untuk mengkongkretkan masalah ynag masih abstrak
Agar unggul dalam bernegosiasi, seorang penjua perlu mengadakan persiapan dini sbelum bernegosiasi, yaitu:
1. Mempelajari dengan baik permasalahan yang terjadi
2. Mengenal peraturan yang berlaku dalam bernegosiasi dengan baik
3. Beranggapan bahwa perjanjian dapat diselesaikan dalam satu atau dua kali pertemuan
Bagi penjual negosiasi adalah salah satu kegiatan komunikasi bisnis selain kegiatan promosi yang sangat menunjang keberhasilannya. Untukn dapat menyelesaikan negosiasi dengan baik dibutuhkan sifat-sifat yang menunjang yang harus dimiliki oleh seorang negosiastor, yaitu:
1. Pantang menyerah
2. Berpengaruh dan beribawa
3. Memiliki tujuan yang pasti dalam bernegosiasi
4. Peka terhadap lingkungan dan berdaya konsentrasi tinggi
5. Banyak medengar, perhatian dengan pembicara dan informasi dari pihak lawan
6. Ulet, pandai, dan memiliki ambisi yang besar untuk memenangkn negosiasi
7. Bersifat ekonomis, selalu mencari konsesi yang tidak mahal untuk ditukar dengan hal lain yang lebih berharga.
Adapun ciri-ciri proses komunikasi dalam negosiasi sebagai berikut:
1. Melibatkan dua pihak, yaitu penjual dan pembeli
2. Adanya kesamaan tema masalah yang dinegosiasikan
3. Adanya kerjasama dari kedua belah pihak tersebut
4. Bertujuan untuk mengkongkretkan masalah ynag masih abstrak
Agar unggul dalam bernegosiasi, seorang penjua perlu mengadakan persiapan dini sbelum bernegosiasi, yaitu:
1. Mempelajari dengan baik permasalahan yang terjadi
2. Mengenal peraturan yang berlaku dalam bernegosiasi dengan baik
3. Beranggapan bahwa perjanjian dapat diselesaikan dalam satu atau dua kali pertemuan
12.
Stress
dan Konseling
Stres
adalah suatu kondisi anda yang dinamis saat seorang individu dihadapkan pada
peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan
oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting. Stress
adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri,
sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat. Stres adalah suatu gejala
fisik yang dialami oleh setiap manusia di dunia. Bisa dialami oleh anak-anak,
orang tua, laki-laki, dan perempuan.
Stres
bisa berdampak positif, tetapi bisa juga berdampak negatif. Stres dapat
berdampak positif ketika stres menjadi suatu pembangkit motivasi kita untuk
melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan yang berpengaruh negatif adalah ketika
stres menjadikan kita tidak percaya diri, marah-marah, sehingga terkadang,
stres membuat kita sakit kepala.
B.
Tingkatan Stres pada setiap Periode Kehidupan
Stres
pada bayi
Meskipun
bayi masih belum bisa bicara, tetapi bayi pun bisa mengalami stres yang bisa
diakibatkan oleh pengaruh lingkungan yang tidak sesuai dengan bayi.
Stres
pada usia anak-anak
Stres
yang dialami anak-anak bisa bersumber dari keluarga, teman bermain dan
lingkungan sekolah.
Stres
pada Remaja
Masa
remaja adalah masa untuk pencarian jati diri seseorang, sehingga mudah
terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya. Remaja umumnya ingin bebas, tidak ada
yang mengatur. Tetapi disisi lain, orang tua menekan remaja untuk tidak bisa
bebas. Maka banyak remaja yang melawan, berbohong, dll.
Stres
pada Orang Dewasa
Orang
dewasa sering mengalami stres akibat masalah keluarga, pekerjaan,
anak-anak, perselingkuhan suami istri, dll.
C.
Sumber stres pada Guru
Orang
yang sedang stres sering ditandai dengan sakit kepala, darah tinggi, jantung
berdebar-debar, gelisah, pesimis, malas, dll.
Stres
dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Stressor
Fisik-Biologik, stres jenis ini diakibatkan oleh keadaan fisik/tubuh
tidak sesuai dengan keinginan seseorang. Misalnya cacat tubuh, atau postur
tubuh yang tidak proporsional.
Stressor
Psikologik, adalah stres yang diakibatkan oleh kekecawaan seseorang terhadap
suatu yang diharapkan. Misalnya gagal dalam ujian, iri hati.
Stressor
sosial, adalah stres karena tidak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Pengertian Konseling
Istilah
konseling (counselin) diartikan sebagai penyuluhan. Istilah penyuluhan
dalam kegiatan bimbingan menurut ahli kurang tepat. Menurut mereka yang lebih
tepat adalah konseling karena kegiatan konseling ini sifatnya lebih
khusus,tidak sama dengan kegiatan – kegiatan penyuluhan lain seperrti
penyuluhan dalam bidang pertanian dan penyuluhan dalam keluarga berencana.
(Winkel,1978)
Pelayanan Konseling menuntut kealihan khusus, sehingga tidak semua orang yang
dapat memberikan bimbingan mampu memberikan jenis layanan konseling ini.
Menurut
Prayitno dan Erman Amti(2004) konseling merupakan proses pemberian bantuan yang
dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli kepada individu yang
sedang mengalami masalah yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi
oleh individu tersebut.
Menurut
James P.Adam yang dikutip oleh Depdikbud (1976: 19a)
Konseling
adalah suatu pertalian Timbal balik anntara dua orang individu di mana yang
seorang (konselor) membantu yang lain (konseli) supaya dia dapat lebih baik
memahami dirinya daslam hubungan dengan masalah hidup yang dihadapinya pada
waktu itu dan pada waktu yang akan datang.
pendapat
diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian konseling merupakan
serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh konselor yang dilakukan secara khusus
dengan cara tatap muka dengan konseli guna mengatasi masalah yang dihadapi
konseli.
Berdasarakan
pendapat – pendapat tersebut dapatlah dikatakan bahwa kegiatan koseling itu
mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :
Pada
umumnya dilaksanakan secara perorangan
Dilakukan
dalam suatu perjumpaan tatap muka
Untuk
melaksanakan konseling dibutuhkan orang yang ahli (konselor)
Individu
yang menerima layanan (klien) akhinya mampu memecahkan masalahnya dengan
kemampuan sendiri.
·
Stress Karyawan
StrespadaKaryawan
Stres
pada pekerja ditimbulkan karena padatnya pekerjaan mereka dikantor. Menurut
hasil survei, pekerja di Amerika Serikat mengalami stres saat bekerja.
Banyak
sekali faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya stres pada karyawan. Diantaranya
adalah faktor gaji yang rendah, faktor rekan kerja yang menjengkelkan , faktor
beban kerja yang tinggi, faktor jarak tempuh ke kantor, hingga faktor tempat
kerja yang tidak sesuai dengan yang diinginkan.
Berdasarkan
faktor diatas, gaji merupakan pemicu stres yang paling tinggi terutama bagi
perempuan. Gaji yang dirasa tidak sesuai dengan beban pekerjaan memicu
timbulnya stres dan berakibat terhadapnya rasa ketidakpedulian akan kehilangan
pekerjaan.
Pemimpin
perusahaan ternyata juga memiliki andil besar terhadap kenyamanan pekerja.
Suasana tempat bekerja yang tidak kondusif juga menjadi salah satu pemicu
stres. Maka dari itu, hendaknya pemimpin perusahaan mengetahui hal apa saja
yang dapat membuat pekerja menjadi nyaman dalam bekerja, karena pekerja yang
stres akan berakibat terhadap penurunan kinerja pada suatu perusahaan.
·
Konseling
Karyawan
a.
Penempatan Kerja
Pelayanan
penempatan memberikan bantuan bagi para pencari kerja dengan menyediakan
berbagai informasi tentang pekerjaan, analisis pekerjaan, serta aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik penempatan kerja lainnya. Dari pihak lembaga kerja,
peranan konselor adalah membantu perusahaan memperolah tenaga kerja yang cocok
dengan keperluan dengan keperluan perusahaan sesuai dengan jenis, strata, dan
struktur pekerjaan yang ada di perusahaan itu. Dipandang dari pihak pencari
kerja dan pengusaha, konselor berusaha membangun suasana the right man on
the right place, menempatkan pekerja secara tepat sesuai dengan kondisi
pribadinya, bakat, minat, serta bidang keahliannya. Layanan penempatan seperti
ini juga berlaku bagi para pekerja yang menempati posisi baru dalam struktur
atau penjajagan yang ada.
b.
Penyesuaian Kerja
Kepada
para pekerja pemula konselor memberikan layanan orientasi. Para pemula itu
perlu mendapat persepsi yang tepat, wawasan yang memadai dan cara-cara yang
akurat tentang bidang kerja yang baru dijabat itu. Tema utama bidang pelayanan
ini adalah Penyesuaian diri secara
tepat dan cepat terhadap tuntutan kinerja di tempat yang baru.
Penyesuaian yang seperti ini akan memberikan jaminan awal tentang keberhasilan
kerja para pemula itu.
c.
Kepuasan Kerja
Keadaan
yang diharapkan adalah para pekerja merasa senang bekerja, merasa kerasan dan
puas dengan kondisi yang ada. Kondisi ini akan mengantarkan para pekerja itu
bertugas lebih lanjut dengan semangat yang cukup tinggi bahkan semakin tinggi.
Keadaan ketidak puasan yang menimpa para pekerja dan pemula, perlu diberikan
bantuan layanan konseling untuk mengembalikan semangat kerja dan sikap positif
terhadap pekerjaan mereka itu.
d.
Kepindahan Kerja
Kepindahan
para pekerja tidak hanya di latar belakangi oleh faktor ketidak puasan dengan
pekerjaan yang lama, ada kemungkinan mereka ingin pindah karena ingin
memperolah pengalaman baru atau alasan-alasan lainnya. Apapun alasannya, proses
pemindahan kerja itu sering kali memerlukan bantuan konseling baik untuk
penempatan maupun penyesuaian.
e.
Pengentasan Masalah Lainnya
Masalah-masalah
pribadi berkenaan denga keluarga, kesehatan, sikap, dan kebiasaan sehari-hari,
hoby dan waktu senggang, hubungan sosial kemasyarakatan, dan lain sebagainya
merupakan obyek penggarapan konseling. Apabila masalah-masalah ini dibiarkan
membesar, sedikt banyaknya akan mempengaruhi hubungan kerja dan kinerja pekerja
yang bersangkutan dengan perusahaannya. Sebaliknya apabila masalah-masalah
pribadi tersebut dapat ditangani dengan baik, dampak positifnya terhadap
hubungan kerja dan kinerja pekerja yang dimaksud akan dapat dipertahankan atau
bahkan ditingkatkan.
·
Tipe – Tipe Konseling
a.
Directive
Counseling (Conselor
Centered)
Konselor memutuskan apa yang harus
dilakukan, memberitahu dan memotivasi untuk melakukan hal-hal tertentu
(terpusat pada konselor, dia yang lebih aktif dan otoriter).
b. Non
Directive Counseling (Councelee
Centered)
Konselee dapat membuat keputusan,
pemecahan dari konselee, konselor menumbuhkan insight, dapat lebih mendewasakan konselee.
c.
Participative Counseling
Kedua belah pihak berpartisipasi
saling mengembangkan pemecahan masalahnya. Ada kerjasama yang kooperatif
(diskusi bersama).
BAB III
KESIMPULAN
Setelah memahami benar hakikat kepemimpinan, maka dapat
disimpulkan bahwa kepemimpinan tidak mungkin berlangsung tanpa ada upaya memotivasi
bawahan/orang lain. Dalam artian pihak lain/bawahan dapat patuh mengikuti apa
kata sang pemimpin, hanya jika sang pemimpin mampu mendorong atau memotivasi
mereka sehingga mereka (bawahan/rekan) dapat terdorong untuk melakukan suatu
tindakan yang terarah pada tujuan bersama. Mengingat para bawahan atau rekan
kerja yang dimotivasi memiliki beragam kepribadian dengan beragam motivasi,
maka rangkaian kata berikut ini layak disimak dalam rangka menjadi pemimpin
yang mampu memotivasi bawahan untuk mencapai tujuan unit kerja dan organisasi.
DAFTAR PUSTAKA